Bangun tol Ciawi-Sukabumi, HT dewa penyelamat
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan mengutarakan, jika Hary Tanoesoedibjo (HT) lewat Grup MNC-nya bisa segera merealisasikan pembangunan jalan tol Ciawi-Sukabumi, maka dia bisa disebut dewa penyelamat.
"Selama ini, jalur Ciawi-Sukabumi itu terkenal sebagai jalur neraka. Perbaikan jalan sudah tidak bisa menjadi harapan mengurai kemacetan. Satu-satunya jalan adalah membangun jalan tol," terang Ahmad di Hotel Santika, Bogor, Selasa (5/2/2013).
Dia menuturkan, pembangunan jalan tol yang telah terkatung-katung sejak 1997 tersebut dapat segera terealisasi dengan masuknya Grup MNC dalam struktur baru pemegang saham Trans Jabar Toll sebagai pemegang saham mayoritas.
"Diharapkan masuknya MNC Infratama ke Trans Jabar Toll bisa mempercepat pembangunan tol ini," katanya.
Ahmad mengakui, masyarakat rela melepas tanahnya sepanjang jalur yang direncanakan akan dibangun jalan tol. Hal ini didasarkan kesadaran bahwa pentingnya kehadiran jalan tol bagi penghujung Ciawi dan Sukabumi.
"Kapan tol akan direalisasikan. Kalau Pak Hary Tanoesoedibjo bisa menyelesaikan dengan segera, bisa kita katakan Pak Hari Tanoesoedibjo sebagai dewa penyelamat kami. Ditambah tempat rekreasi di Lido, lengkap lah sudah harapan kita," terang dia.
Jalan tol yang rencananya akan dibangun dalam empat seksi ini, memiliki arti sangat penting. Karena akan hubungan dua kabupaten terpadat di Jawa Barat ini sangat bergantung pada terealisasinya pembangunan jalan tol tersebut.
"Di provinsi yang sangat padat menghubungkan kabupaten terpadat nomor satu dengan kabupaten terpadat nomor dua. Dua kabupaten itu, Bogor dan Sukabumi kalau digabungan penduduknya sudah mencapai 9 juta penduduk, jadi ini sangat penting," katanya.
Sebagai langkah nyata dukungan terhadap langkah istimewa Hary Tanoesoedibjo ini, Ahmad beserta jajarannya siap melakukan pendampingan terhadap tim pembebasan lahan yang nantinya akan diterjunkan. Hal tersebut agar proses pembebasan lahan bisa segera dilaksanakan dan menghindarkan dari disusupinya proses pembebasan lahan oleh para spekulan.
"Langkah pertama adalah mempercepat pembebasan lahan. Para kades untuk membantu memperlancar pembebasan lahan. Yang perlu digaris bawahi, pembebasan lahan ini bukan lagi ganti rugi, tapi ganti untung," tukasnya.
"Selama ini, jalur Ciawi-Sukabumi itu terkenal sebagai jalur neraka. Perbaikan jalan sudah tidak bisa menjadi harapan mengurai kemacetan. Satu-satunya jalan adalah membangun jalan tol," terang Ahmad di Hotel Santika, Bogor, Selasa (5/2/2013).
Dia menuturkan, pembangunan jalan tol yang telah terkatung-katung sejak 1997 tersebut dapat segera terealisasi dengan masuknya Grup MNC dalam struktur baru pemegang saham Trans Jabar Toll sebagai pemegang saham mayoritas.
"Diharapkan masuknya MNC Infratama ke Trans Jabar Toll bisa mempercepat pembangunan tol ini," katanya.
Ahmad mengakui, masyarakat rela melepas tanahnya sepanjang jalur yang direncanakan akan dibangun jalan tol. Hal ini didasarkan kesadaran bahwa pentingnya kehadiran jalan tol bagi penghujung Ciawi dan Sukabumi.
"Kapan tol akan direalisasikan. Kalau Pak Hary Tanoesoedibjo bisa menyelesaikan dengan segera, bisa kita katakan Pak Hari Tanoesoedibjo sebagai dewa penyelamat kami. Ditambah tempat rekreasi di Lido, lengkap lah sudah harapan kita," terang dia.
Jalan tol yang rencananya akan dibangun dalam empat seksi ini, memiliki arti sangat penting. Karena akan hubungan dua kabupaten terpadat di Jawa Barat ini sangat bergantung pada terealisasinya pembangunan jalan tol tersebut.
"Di provinsi yang sangat padat menghubungkan kabupaten terpadat nomor satu dengan kabupaten terpadat nomor dua. Dua kabupaten itu, Bogor dan Sukabumi kalau digabungan penduduknya sudah mencapai 9 juta penduduk, jadi ini sangat penting," katanya.
Sebagai langkah nyata dukungan terhadap langkah istimewa Hary Tanoesoedibjo ini, Ahmad beserta jajarannya siap melakukan pendampingan terhadap tim pembebasan lahan yang nantinya akan diterjunkan. Hal tersebut agar proses pembebasan lahan bisa segera dilaksanakan dan menghindarkan dari disusupinya proses pembebasan lahan oleh para spekulan.
"Langkah pertama adalah mempercepat pembebasan lahan. Para kades untuk membantu memperlancar pembebasan lahan. Yang perlu digaris bawahi, pembebasan lahan ini bukan lagi ganti rugi, tapi ganti untung," tukasnya.
(izz)