SBY curhat dicemarkan kebocoran laporan pajak
A
A
A
Sindonews.com - Dalam pidatonya saat menyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak tahun 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mengeluh atas bocornya SPT dirinya 2011 lalu. Karena itu, dia mengimbau agar kebocoran ini tidak terjadi lagi.
Dirinya pernah dianggap tidak pernah membayar pajak oleh media massa, dan berharap hukum dan etika dapat ditegakkan sehingga nama baik seseorang tetap dapat dijaga.
"Saya pernah jadi korban media massa yang mengatakan saya tidak mematuhi pajak. Perlu anda semua ketahui saya patuh dan disiplin dalam membayar pajak, sebelum bukti saya berikan, berkas yang saya miliki saya konsultasikan dengan petugas pajak dengan seksama, tidak boleh meleset satu rupiah pun. Barulah setelah itu kami bayar. Akhirnya ada klarifikasi, walaupun ada kerusakan nama baik saya," keluhnya.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, data SPT Tahunan SBY dibocorkan oleh sebuah media massa. Bahkan, media tersebut menyebut bahwa SBY dan keluarganya menunggak pajak dan tidak terbuka terkait pendapatannya.
"Saya ingin tegakkan hukum dan etika yang baik di negeri ini. Cegah rusaknya nama baik orang di masa depan sehingga negara akan tertib," tutupnya.
Dirinya pernah dianggap tidak pernah membayar pajak oleh media massa, dan berharap hukum dan etika dapat ditegakkan sehingga nama baik seseorang tetap dapat dijaga.
"Saya pernah jadi korban media massa yang mengatakan saya tidak mematuhi pajak. Perlu anda semua ketahui saya patuh dan disiplin dalam membayar pajak, sebelum bukti saya berikan, berkas yang saya miliki saya konsultasikan dengan petugas pajak dengan seksama, tidak boleh meleset satu rupiah pun. Barulah setelah itu kami bayar. Akhirnya ada klarifikasi, walaupun ada kerusakan nama baik saya," keluhnya.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, data SPT Tahunan SBY dibocorkan oleh sebuah media massa. Bahkan, media tersebut menyebut bahwa SBY dan keluarganya menunggak pajak dan tidak terbuka terkait pendapatannya.
"Saya ingin tegakkan hukum dan etika yang baik di negeri ini. Cegah rusaknya nama baik orang di masa depan sehingga negara akan tertib," tutupnya.
(gpr)