Harga minyak di Asia lebih rendah
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak berbalik lebih rendah di perdagangan Asia hari ini, karena data menunjukkan manufaktur China menguat pada Maret 2013, sebanding dengan profit taking.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei, turun 42 sen menjadi USD93,08 per barel di sore hari. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei turun 22 sen menjadi USD108,50.
"Minyak readjusting kembali ke downtrend pada profit taking," kata Ker Chung Yang, analis investasi senior dari Phillip Futures di Singapura, seperti dilansir New Straits Times, Kamis (21/3/2013).
Harga telah rally di New York pada Rabu, 20 Maret 2013, setelah Departemen Energi AS melaporkan penurunan stok minyak tak terduga 1,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 15 Maret. Sementara para analis telah memperkirakan kenaikan 1,7 juta barel.
Aktivitas manufaktur di China, sebagai pengguna energi terbesar di dunia meningkat bulan ini setelah berkembang pada kecepatan yang paling lambat dalam empat bulan hingga Februari, kata HSBC, mengangkat harapan pick-up ekonomi nomor dua terbesar di dunia itu.
"Ini bukan angka spektakuler, tapi kami mungkin melihat harga berdetak naik sedikit. Fakta bahwa kita melihat ekspansi lanjutan adalah pertanda baik kemajuan ekonomi China," kata Jason Hughes, kepala manajemen premium klien dari IG Markets, Singapura.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei, turun 42 sen menjadi USD93,08 per barel di sore hari. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei turun 22 sen menjadi USD108,50.
"Minyak readjusting kembali ke downtrend pada profit taking," kata Ker Chung Yang, analis investasi senior dari Phillip Futures di Singapura, seperti dilansir New Straits Times, Kamis (21/3/2013).
Harga telah rally di New York pada Rabu, 20 Maret 2013, setelah Departemen Energi AS melaporkan penurunan stok minyak tak terduga 1,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 15 Maret. Sementara para analis telah memperkirakan kenaikan 1,7 juta barel.
Aktivitas manufaktur di China, sebagai pengguna energi terbesar di dunia meningkat bulan ini setelah berkembang pada kecepatan yang paling lambat dalam empat bulan hingga Februari, kata HSBC, mengangkat harapan pick-up ekonomi nomor dua terbesar di dunia itu.
"Ini bukan angka spektakuler, tapi kami mungkin melihat harga berdetak naik sedikit. Fakta bahwa kita melihat ekspansi lanjutan adalah pertanda baik kemajuan ekonomi China," kata Jason Hughes, kepala manajemen premium klien dari IG Markets, Singapura.
(dmd)