Ini perbedaan AEC dan EEC
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto mengatakan, ASEAN Economic Community (AEC) sebagai model integrasi ekonomi kawasan, berbeda dengan European Economic Community (EEC).
Menurutnya, integrasi model EEC dilakukan dengan menyerahkan keputusan pada lembaga-lembaga yang dibentuk untuk menangani permasalahan ekonomi Eropa. Sehingga, dengan terbentuknya lembaga Eropa tersebut kedaulatan masing-masing negara untuk memutuskan menjadi berkurang.
Sementara itu, integrasi model AEC tetap menjadikan negara anggota sebagai pengambil keputusan. Di mana keputusan pada tingkat ASEAN dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama.
"Dengan demikian peran negara masing-masing anggota sebagai pengambil keputusan tetap dipertahankan," ujar Suryo dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Jumat (24/5/2013).
Melalui model integrasi ekonomi kawasan seperti AEC, kata dia, Indonesia dinilai perlu menyadari setiap keunggulan dan kelemahan yang ada seperti yang disebut comperative advantages.
Comperative advantages berkaitan dengan tingkat efisiensi dalam memproduksi barang. Adanya perbedaan efisiensi tersebut akan terjadi perdagangan antar negara.
"Negara yang memiliki efisiensi lebih tinggi akan menjual barangnya kepada negara dengan efisensi lebih rendah," terang Suryo.
Menurut dia, terintegrasinya basis industri menjadi penting karena negara yang mempunyai comperative advantage tinggi untuk produk tertentu akan menjadi basis industri barang tersebut.
"Dengan begitu, maka setiap negara tidak perlu lagi memproduksi semua jenis barang untuk kebutuhannya sendiri," ujarnya.
Menurutnya, integrasi model EEC dilakukan dengan menyerahkan keputusan pada lembaga-lembaga yang dibentuk untuk menangani permasalahan ekonomi Eropa. Sehingga, dengan terbentuknya lembaga Eropa tersebut kedaulatan masing-masing negara untuk memutuskan menjadi berkurang.
Sementara itu, integrasi model AEC tetap menjadikan negara anggota sebagai pengambil keputusan. Di mana keputusan pada tingkat ASEAN dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama.
"Dengan demikian peran negara masing-masing anggota sebagai pengambil keputusan tetap dipertahankan," ujar Suryo dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Jumat (24/5/2013).
Melalui model integrasi ekonomi kawasan seperti AEC, kata dia, Indonesia dinilai perlu menyadari setiap keunggulan dan kelemahan yang ada seperti yang disebut comperative advantages.
Comperative advantages berkaitan dengan tingkat efisiensi dalam memproduksi barang. Adanya perbedaan efisiensi tersebut akan terjadi perdagangan antar negara.
"Negara yang memiliki efisiensi lebih tinggi akan menjual barangnya kepada negara dengan efisensi lebih rendah," terang Suryo.
Menurut dia, terintegrasinya basis industri menjadi penting karena negara yang mempunyai comperative advantage tinggi untuk produk tertentu akan menjadi basis industri barang tersebut.
"Dengan begitu, maka setiap negara tidak perlu lagi memproduksi semua jenis barang untuk kebutuhannya sendiri," ujarnya.
(izz)