2012, laba AKRA turun 73%
A
A
A
Sindonews.com - PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) sepanjang tahun lalu mencatat penurunan laba tahun berjalan mencapai 73,09 persen menjadi Rp618,8 miliar dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp2,3 triliun.
Turunnya laba periode berjalan tersebut akibat naiknya beban pokok penjualan dan pendapatan, beban usaha, rugi atas penghapusan dan penjualan aset tetap, rugi selisih kurs dan tidak adanya laba dari operasi yang dihentikan .
Beradasarkan laporan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (26/3/2013) dipaparkan bahwa perseroan pada tahun lalu berhasil membukukan kenaikan penjualan dan pendapatan sebesar 15,2 persen menjadi Rp21,67 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp18,81 triliun.
Namun naiknya penjualan dan pendapatan perseroan seiring dengan naiknya beban. Beban pokok penjualan dan pendapatan perseroan naik 14,93 persen menjadi Rp20,4 triliun dari Rp17,75 triliun pada 2011.
Sementara beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp327,32 miliar dari Rp296,85 miliar. Sedangkan, rugi atas penghapusan dan penjualan aset tetap tercatat sebesar Rp1,43 miliar dari tahun sebelumnya yang membukukan laba sebesar Rp1,84 miliar.
Adapun, rugi selisih kurs pada tahun lalu mencapai 22,2 miliar dari sebelumnya laba Rp64,45 miliar dan rugi lain-lain tercatat Rp10,3 miliar dibanding tahun sebelumnya laba Rp236 juta.
Laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan pada tahun lalu lebih tinggi dari tahun sebelumnya menjadi Rp618,83 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp609,63 miliar. Namun, tidak adanya laba dari operasi yang dihentikan menyebabkan laba tahun berjalan tidak bertambah.
Sementara pada 2011, terdapat kontribusi dari laba tahun berjalan dari operasi yang dihentikan sebesar Rp13,15 miliar dan laba dari penjualan operasi yang dihentikan mencapai Rp1,69 triliun. Ini menyebabkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menurun pada tahun lalu.
Sementara laba per saham dasar terkoreksi menjadi 168,91 dibadning tahun sebelumnya sebesar Rp605,29 per saham. Adapun, kas dan setara kas perseroan per akhir tahun lalu tercatat naik menjadi Rp1,88 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp1,33 triliun.
Jumlah aset perseroan naik menjadi Rp11,79 triliun dari tahun 2011 senilai Rp8,42 triliun, dengan jumlah liabilitas meningkat menjadi Rp7,58 triliun dibanding sebelumnya Rp4,75 triliun.
Turunnya laba periode berjalan tersebut akibat naiknya beban pokok penjualan dan pendapatan, beban usaha, rugi atas penghapusan dan penjualan aset tetap, rugi selisih kurs dan tidak adanya laba dari operasi yang dihentikan .
Beradasarkan laporan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (26/3/2013) dipaparkan bahwa perseroan pada tahun lalu berhasil membukukan kenaikan penjualan dan pendapatan sebesar 15,2 persen menjadi Rp21,67 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp18,81 triliun.
Namun naiknya penjualan dan pendapatan perseroan seiring dengan naiknya beban. Beban pokok penjualan dan pendapatan perseroan naik 14,93 persen menjadi Rp20,4 triliun dari Rp17,75 triliun pada 2011.
Sementara beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp327,32 miliar dari Rp296,85 miliar. Sedangkan, rugi atas penghapusan dan penjualan aset tetap tercatat sebesar Rp1,43 miliar dari tahun sebelumnya yang membukukan laba sebesar Rp1,84 miliar.
Adapun, rugi selisih kurs pada tahun lalu mencapai 22,2 miliar dari sebelumnya laba Rp64,45 miliar dan rugi lain-lain tercatat Rp10,3 miliar dibanding tahun sebelumnya laba Rp236 juta.
Laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan pada tahun lalu lebih tinggi dari tahun sebelumnya menjadi Rp618,83 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp609,63 miliar. Namun, tidak adanya laba dari operasi yang dihentikan menyebabkan laba tahun berjalan tidak bertambah.
Sementara pada 2011, terdapat kontribusi dari laba tahun berjalan dari operasi yang dihentikan sebesar Rp13,15 miliar dan laba dari penjualan operasi yang dihentikan mencapai Rp1,69 triliun. Ini menyebabkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menurun pada tahun lalu.
Sementara laba per saham dasar terkoreksi menjadi 168,91 dibadning tahun sebelumnya sebesar Rp605,29 per saham. Adapun, kas dan setara kas perseroan per akhir tahun lalu tercatat naik menjadi Rp1,88 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp1,33 triliun.
Jumlah aset perseroan naik menjadi Rp11,79 triliun dari tahun 2011 senilai Rp8,42 triliun, dengan jumlah liabilitas meningkat menjadi Rp7,58 triliun dibanding sebelumnya Rp4,75 triliun.
(rna)