Hatta : RI harus hasilkan produk bernilai tinggi
A
A
A
Sindonews.com - Ekonomi kreatif merupakan gelombang keempat dalam tahapan perkembangan ekonomi setelah ekonomi pertanian,industri dan ekonomi informasi. Pembangunan ekonomi kreatif sangat tergantung pada unsur manusia sebagai sentral keterbukaan informasi, proteksi, jaringan atau akses ke pasar.
"Manusia merupakan sentral dalam pertumbuhan ekonomi kreatif," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa pada seminar "Kelas Menengah dan Ekonomi Kreatif" di universitas Udayana, Bali, Jumat 19/4/2013).
Menurut Hatta, kelas menengah di Indonesia saat ini tumbuh signifikan, yang menumbuhkan peluang berkembangnya ekonomi kreatif.
"Ke depan, Indonesia harus dilihat sebagai penghasil produk dengan cita rasa dan nilai tinggi, bukan sekedar pangsa pasar besar yang memenuhi skala ekonomi," ujar Hatta.
Sementara itu, Pembantu Rektor I bidang Akademis Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, I Komang Gde Bendesa mengatakan, pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia harus didukung oleh industri kreatif yang secara kultural mendapatkan ruang luas di Bali.
"Inovasi memang masih dimiliki kelas menengah di perkotaan, namun masalah utama di Indonesia adalah birokrasi pemerintah yang tidak efisien, maraknya korupsi dan ketidakcukupan infrastruktur," ujar I Komang.
Untuk itu, kalangan kampus meminta peran pemerintah dalam menghasilkan kebijakan yang mendukung perlindungan hak cipta dan persaingan usaha.
"Bila kelas menengah hendak bertransformasi dari konsumen menjadi wirausaha, maka diperlukan kebijakan yang mendukung munculnya inovasi" pungkasnya.
"Manusia merupakan sentral dalam pertumbuhan ekonomi kreatif," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa pada seminar "Kelas Menengah dan Ekonomi Kreatif" di universitas Udayana, Bali, Jumat 19/4/2013).
Menurut Hatta, kelas menengah di Indonesia saat ini tumbuh signifikan, yang menumbuhkan peluang berkembangnya ekonomi kreatif.
"Ke depan, Indonesia harus dilihat sebagai penghasil produk dengan cita rasa dan nilai tinggi, bukan sekedar pangsa pasar besar yang memenuhi skala ekonomi," ujar Hatta.
Sementara itu, Pembantu Rektor I bidang Akademis Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, I Komang Gde Bendesa mengatakan, pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia harus didukung oleh industri kreatif yang secara kultural mendapatkan ruang luas di Bali.
"Inovasi memang masih dimiliki kelas menengah di perkotaan, namun masalah utama di Indonesia adalah birokrasi pemerintah yang tidak efisien, maraknya korupsi dan ketidakcukupan infrastruktur," ujar I Komang.
Untuk itu, kalangan kampus meminta peran pemerintah dalam menghasilkan kebijakan yang mendukung perlindungan hak cipta dan persaingan usaha.
"Bila kelas menengah hendak bertransformasi dari konsumen menjadi wirausaha, maka diperlukan kebijakan yang mendukung munculnya inovasi" pungkasnya.
(rna)