Semua tingkat masyarakat alami kenaikan pendapatan
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan (Menkeu), M Chatib Basri mengatakan, semua tingkat masyarakat mengalami kenaikan pendapatan.
Hal itu dikatakan Chatib dalam menanggapi hasil survei dari Universitas Harvard Amerika Serikat yang menyatakan bahwa terjadi ketimpangan penghasilan masyarakat.
"Kebetulan saya pernah melihat data susunanya, karena waktu di DPR yang ditanyakan itu. Ternyata semua kelas pendapatan mengalami peningkatan income," ujarnya di gedung Kemenkeu, Jakarta, Jumat, (31/5/2013).
Dia menyebut kelompok pendapatan terbawah mengalami kenaikan pendapatan sekitar 2 persen. Sementara kelompok pendapatan kelas atas mengalami kenaikan 7 persen. Akibatnya terjadi ketimpangan.
"Jadi yang miskin semakin miskin itu enggak betul. Yang terjadi adalah kelompok atas tumbuhnya jauh lebih cepat dari kelompok yang bawah. Kenapa hal ini terjadi, karena peningkatan komoditas. Jadi tiba-tiba orang yang punya cafe, kebun, dan usaha lain tumbuhnya luar biasa," jelasnya.
Pihaknya juga mengakui koefisien gini, sebagai indikator ketimpangan pendapatan, sekarang mencapai 0,41 meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 0,38.
"Ini sesuatu yang harus diperhatikan baik-baik, termasuk upaya-upaya redistribusi. Kalau bicara redistribusi salah satunya untuk memperbaiki koefisien gini maka subsidi BBM harus turun. Karena, kalau subsidi diturunkan yang terpukul konsumsi di atas, uangnya dikasih ke bawah. Jadi dengan begitu koefisien gini-nya lebih baik," pungkas Menkeu.
Hal itu dikatakan Chatib dalam menanggapi hasil survei dari Universitas Harvard Amerika Serikat yang menyatakan bahwa terjadi ketimpangan penghasilan masyarakat.
"Kebetulan saya pernah melihat data susunanya, karena waktu di DPR yang ditanyakan itu. Ternyata semua kelas pendapatan mengalami peningkatan income," ujarnya di gedung Kemenkeu, Jakarta, Jumat, (31/5/2013).
Dia menyebut kelompok pendapatan terbawah mengalami kenaikan pendapatan sekitar 2 persen. Sementara kelompok pendapatan kelas atas mengalami kenaikan 7 persen. Akibatnya terjadi ketimpangan.
"Jadi yang miskin semakin miskin itu enggak betul. Yang terjadi adalah kelompok atas tumbuhnya jauh lebih cepat dari kelompok yang bawah. Kenapa hal ini terjadi, karena peningkatan komoditas. Jadi tiba-tiba orang yang punya cafe, kebun, dan usaha lain tumbuhnya luar biasa," jelasnya.
Pihaknya juga mengakui koefisien gini, sebagai indikator ketimpangan pendapatan, sekarang mencapai 0,41 meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 0,38.
"Ini sesuatu yang harus diperhatikan baik-baik, termasuk upaya-upaya redistribusi. Kalau bicara redistribusi salah satunya untuk memperbaiki koefisien gini maka subsidi BBM harus turun. Karena, kalau subsidi diturunkan yang terpukul konsumsi di atas, uangnya dikasih ke bawah. Jadi dengan begitu koefisien gini-nya lebih baik," pungkas Menkeu.
(izz)