Harga jengkol meroket, pedagang makanan menjerit
A
A
A
Sindonews.com - Naiknya harga jengkol di berbagai daerah, mulai membuat para pengusaha kuliner resah. Salah satunya dikeluhkan Tafsil, pedagang makanan jadi di Pasar Depok Jaya, Jalan Nusantara Raya, Depok.
Tafsil biasa menjual makanan jadi dengan cita rasa daerah Padang tempat asalnya. Dan ia biasanya menjual rendang jengkol setiap hari.
Namun sejak harga jengkol naik, sudah sepekan terakhir ia tak menyediakan rendang jengkol. Sebab ia mengaku kebingungan harus menjual berapa ke konsumen.
"Harganya enggak kuat jualnya susah, Rp 70 ribu gila dong hampir sama kayak harga daging, kalau harga jengkol masih sekitar Rp15 ribu- Rp25 ribu saya masih bisa jual, belum lagi jengkolnya kecil-kecil. Sudah seminggu enggak jual jengkol," tuturnya di lokasi, Rabu (5/06/2013).
Namun Tafsil mengaku banyak konsumen yang mencari dan bertanya mengapa tak ada rendang jengkol lagi. Sebab, kata dia, biasanya ia menjual rendang jengkol Rp5 ribu per porsi. Sementara saat harga jengkol naik, ia bingung harus berapa rendang jengkol dijual per porsi.
"Saat harga jengkol Rp35 ribu saja, saya bingung jualnya Rp10 ribu ada 5 buah isinya, tapi masyarakat minat banyak yang cari jengkol. Yang bau tapi dicari," tuturnya.
Tafsil menuturkan menjelang puasa dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), kenaikan bahan-bahan pokok semakin melambung. Ia berharap harga bisa lebih stabil dan tak menyulitkan pedagang.
"Jual rendang jengkol saja susah sekarang, belum kelapanya, belum bumbunya, bawang merah dan bawang putih saja harganya mahal, Masa pemerintah jengkol saja enggak bisa ngurus," tukasnya.
Tafsil biasa menjual makanan jadi dengan cita rasa daerah Padang tempat asalnya. Dan ia biasanya menjual rendang jengkol setiap hari.
Namun sejak harga jengkol naik, sudah sepekan terakhir ia tak menyediakan rendang jengkol. Sebab ia mengaku kebingungan harus menjual berapa ke konsumen.
"Harganya enggak kuat jualnya susah, Rp 70 ribu gila dong hampir sama kayak harga daging, kalau harga jengkol masih sekitar Rp15 ribu- Rp25 ribu saya masih bisa jual, belum lagi jengkolnya kecil-kecil. Sudah seminggu enggak jual jengkol," tuturnya di lokasi, Rabu (5/06/2013).
Namun Tafsil mengaku banyak konsumen yang mencari dan bertanya mengapa tak ada rendang jengkol lagi. Sebab, kata dia, biasanya ia menjual rendang jengkol Rp5 ribu per porsi. Sementara saat harga jengkol naik, ia bingung harus berapa rendang jengkol dijual per porsi.
"Saat harga jengkol Rp35 ribu saja, saya bingung jualnya Rp10 ribu ada 5 buah isinya, tapi masyarakat minat banyak yang cari jengkol. Yang bau tapi dicari," tuturnya.
Tafsil menuturkan menjelang puasa dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), kenaikan bahan-bahan pokok semakin melambung. Ia berharap harga bisa lebih stabil dan tak menyulitkan pedagang.
"Jual rendang jengkol saja susah sekarang, belum kelapanya, belum bumbunya, bawang merah dan bawang putih saja harganya mahal, Masa pemerintah jengkol saja enggak bisa ngurus," tukasnya.
(gpr)