Pantau BBM di SPBU, Pertamina bentuk satgas
A
A
A
Sindonews.com - Untuk menjamin kecukupan pasokan bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), PT Pertamina UPMS VII Regional Makassar membentuk tim satgas.
Tim ini akan mengawasi distribusi dari stasiun terminal BBM yang terdapat di kota Makassar, Pare-pare dan Palopo ke masing-masing SPBU yang ada di Sulsel. Hal ini mengingat kebijakan pola distribusi yang dilakukan Pertamina saat ini jauh lebih cepat, yakni mulai pukul 04.00 dini hari.
Pjs GM Pertamina Regional VII, Umar Chotib mengatakan, distribusi seperti ini sengaja dilakukan untuk menghindari mobil-mobil tangki minyak dalam kota di siang hari, mengingat saat ini aksi demonstrasi marak di Kota Makassar.
Menurutnya, pola distribusi akan lebih dipercepat lagi pada H-2 dan H-1 kenaikan BBM yang akan dilakukan pemerintah pusat.
"Pasokan untuk kota Makassar sudah tersalur secara merata pada pukul 08.00 pagi dengan kuota 1.000 kilo liter per hari. Dengan demikian kami menjamin kebutuhan masyarakat akan BBM dapat terpenuhi dan tidak akan terjadi kelangkaan," jelasnya.
Tim Satgas ini, lanjut dia, juga sebagai langkah antisipasi Pertamina untuk meminimalisir tindak penimbunan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Umar menuturkan, pada tahun ini, jatah penyaluran Sulsel untuk premium mencapai 955.527 kilo liter. Sementara jatah solar mencapai 381.198 kilo liter. Selain itu, pihaknya juga meminta agar Polda meningkatkan keamanan di SPBU agar pelayanan terhadap masyarakat tidak terganggu.
Sementara, Sekretaris Komisi D Januar Jauri mengungkapkan, jika pembentukan tim Satgas pertamina sudah terlambat. Sebab kasus-kasus penimbunan sudar sering terjadi. Sayangnya Pertamina terkesan tutup mata.
"Say pernah melaporkan kasus penimbunan ke Humas Pertamina. Tapi saya selaku anggota dewan dan masyarakat tidak dihiraukan," katanya.
Menanggapi hal ini, Umar mengatakan, yang berhak menindak adalah Hiswana Migas. Sayangnya belum ada di Sulsel. "Untuk itu kami juga mengupayakan Hiswana Migas ada di Sulsel. Sebab domain Pertamina hanya distribusi," kata dia.
Tim ini akan mengawasi distribusi dari stasiun terminal BBM yang terdapat di kota Makassar, Pare-pare dan Palopo ke masing-masing SPBU yang ada di Sulsel. Hal ini mengingat kebijakan pola distribusi yang dilakukan Pertamina saat ini jauh lebih cepat, yakni mulai pukul 04.00 dini hari.
Pjs GM Pertamina Regional VII, Umar Chotib mengatakan, distribusi seperti ini sengaja dilakukan untuk menghindari mobil-mobil tangki minyak dalam kota di siang hari, mengingat saat ini aksi demonstrasi marak di Kota Makassar.
Menurutnya, pola distribusi akan lebih dipercepat lagi pada H-2 dan H-1 kenaikan BBM yang akan dilakukan pemerintah pusat.
"Pasokan untuk kota Makassar sudah tersalur secara merata pada pukul 08.00 pagi dengan kuota 1.000 kilo liter per hari. Dengan demikian kami menjamin kebutuhan masyarakat akan BBM dapat terpenuhi dan tidak akan terjadi kelangkaan," jelasnya.
Tim Satgas ini, lanjut dia, juga sebagai langkah antisipasi Pertamina untuk meminimalisir tindak penimbunan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Umar menuturkan, pada tahun ini, jatah penyaluran Sulsel untuk premium mencapai 955.527 kilo liter. Sementara jatah solar mencapai 381.198 kilo liter. Selain itu, pihaknya juga meminta agar Polda meningkatkan keamanan di SPBU agar pelayanan terhadap masyarakat tidak terganggu.
Sementara, Sekretaris Komisi D Januar Jauri mengungkapkan, jika pembentukan tim Satgas pertamina sudah terlambat. Sebab kasus-kasus penimbunan sudar sering terjadi. Sayangnya Pertamina terkesan tutup mata.
"Say pernah melaporkan kasus penimbunan ke Humas Pertamina. Tapi saya selaku anggota dewan dan masyarakat tidak dihiraukan," katanya.
Menanggapi hal ini, Umar mengatakan, yang berhak menindak adalah Hiswana Migas. Sayangnya belum ada di Sulsel. "Untuk itu kami juga mengupayakan Hiswana Migas ada di Sulsel. Sebab domain Pertamina hanya distribusi," kata dia.
(izz)