Nelayan Jambi jadi target percepatan konversi BBM-BBG

Selasa, 18 Juni 2013 - 18:41 WIB
Nelayan Jambi jadi target percepatan konversi BBM-BBG
Nelayan Jambi jadi target percepatan konversi BBM-BBG
A A A
Sindonews.com - Pemerintah menyatakan daerah nelayan Tanjung Jabung Barat, Jambi akan menjadi sasaran program percepatan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).

Ketua Tim Percepatan Konversi BBM ke BBG Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Wiratmaja Puja mengatakan, untuk memenuhi pasokan gas para nelayan di Tanjung Jabung Barat, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) akan membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di sana.

Pihaknya memastikan terdapat 5 SPBG tahun ini sudah mulai beroperasi. "Harga gas sekitar Rp3.100 per liter setara premium (Isp). Untuk investasinya masih dihitung sekarang dalam proses 'front engineering' desainnya oleh Le-migas," ujarnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (18/6/2013).

Dia mengatakan, tidak ada kesulitan dalam pembangunan SPBG tersebut. Pasalnya, ketika investor mendapatkan lahan masyarakatnya tidak menghambat sehingga prosesnya diyakini akan cepat selesai.

Dia mengungkapkan, terdapat 520 konverter akan diberikan kepada nelayan di sana. Adapun, 300 konverter diberikan dari Kementerian ESDM 200 unit lainnya dari Bupati Jabung Barat, kemudian 20 konverter kit dari corporate social responsibility (CSR)) PetrcoChina.

"Dengan naiknya BBM tentu akan memberatkan para nelayan di sana. Karena itu aksi ini cukup penting," jelas dia.

Sementara itu, Bupati Tanjung Jabung Barat Usman Ermulan mengatakan, saat ini terdapat sekitar 1.470 nelayan yang masih menggunakan solar untuk keperluan melaut. Maka dengan adanya konversi ini menjawab keluh kesah kenaikan harga BBM bersubsidi yang saat dipertentangkan. "Konversi ini adalah jawaban atas kenaikan harga BBM," kata dia.

Dikatakannya, terdapat 1.420 buah konverter kit yang bakal diterima oleh nelayan Tanjung Jabung Barat. Namun untuk sisanya sekitar 900 akan diselesaikan hingga 2-3 tahun mendatang. Gas akan diaplikasikan dalam bentuk tabung elpiji 3 kilogram.

"Harga satu tabung gas sebesar Rp17.000 bisa digunakan selama tiga hari. Berbeda dengan BBM solar, menghabiskan Rp200.000 untuk melaut selama satu hari," kata dia.

Selain keperluan nelayan konversi BBM ke BBG ditargetkan akan menyasar ke operasional kendaraan perkebunan. Nantinya, kendaraan ini akan menggunakan Compressed Natural Gas.

"Kami menargetkan tahun ini 1.000 unit kendaraan akan terkonversi. Pasokan gas dari Petrochina sekitar 5 MMSCFD," tutup dia.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6008 seconds (0.1#10.140)