China stop pembangunan gedung tertinggi di dunia
A
A
A
Sindonews.com - Upaya China memiliki gedung pencakar langit tertinggi di dunia tertunda setelah otoritas setempat menghentikan pembangunan tower hanya beberapa hari setelah groundbreaking.
"Otoritas setempat telah memerintahkan penghentian tower Sky City di Changsha, Provinsi Hunan, karena tidak menyelesaikan prosedur yang ditetapkan untuk mendapat persetujuan memulai pembangunan," kata surat kabar Xiaoxiang Morning Post, seperti dilansir dari AFP, Kamis (25/7/2013).
Menara yang rencananya memiliki tinggi 838 meter (2.749 kaki) itu akan melampaui gedung pencakar langit tertinggi dunia, Burj Khalifa di Dubai (lebih tinggi 10 meter).
Perusahaan di balik pembangunan, Broad Group awal pekan lalu mengatakan, bahwa konstruksi hanya memerlukan waktu empat bulan setelah fondasi diletakkan.
Cepatnya jadwal konstruksi telah menimbulkan kekhawatiran keselamatan, apakah tanah di sekitar bangunan dapat mendukung beban berat struktur gedung.
Persetujuan tertentu diperlukan untuk menilai keamanan dan lingkungan dari dampak pembangunan proyek, tulis Xiaoxiang Morning Post, mengutip otoritas yang tidak disebutkan namanya.
Namun, juru bicara Broad Group mengatakan pihaknya sudah memenuhi semua izin yang diperlukan. Perusahaan - yang pendirinya Zhang Yue meraup keuntungan dari penjualan AC - menarik perhatian global tahun lalu, membangun menara 30 lantai hanya dalam waktu 15 hari, menggunakan unit prefabrikasi yang ditumpuk satu sama lain.
Mereka merencanakan menggunakan teknik yang sama dalam pembangunan Sky City, tetapi pekerjaan konstruksi ditunda beberapa kali di tengah kekhawatiran bahwa rencana tersebut terlalu berambisi.
People Daily melaporkan, Partai Komunis China telah melayangkan surat resmi, mengkritik proyek itu.
Kelompok penelitian Emporis mencatat China memiliki tiga dari 10 gedung tertinggi di dunia. Sementara sebuah laporan pada 2011 menyebutkan, China bisa membangun empat kali lebih banyak gedung pencakar langit seperti di Amerika Serikat hanya dalam waktu lima tahun.
"Otoritas setempat telah memerintahkan penghentian tower Sky City di Changsha, Provinsi Hunan, karena tidak menyelesaikan prosedur yang ditetapkan untuk mendapat persetujuan memulai pembangunan," kata surat kabar Xiaoxiang Morning Post, seperti dilansir dari AFP, Kamis (25/7/2013).
Menara yang rencananya memiliki tinggi 838 meter (2.749 kaki) itu akan melampaui gedung pencakar langit tertinggi dunia, Burj Khalifa di Dubai (lebih tinggi 10 meter).
Perusahaan di balik pembangunan, Broad Group awal pekan lalu mengatakan, bahwa konstruksi hanya memerlukan waktu empat bulan setelah fondasi diletakkan.
Cepatnya jadwal konstruksi telah menimbulkan kekhawatiran keselamatan, apakah tanah di sekitar bangunan dapat mendukung beban berat struktur gedung.
Persetujuan tertentu diperlukan untuk menilai keamanan dan lingkungan dari dampak pembangunan proyek, tulis Xiaoxiang Morning Post, mengutip otoritas yang tidak disebutkan namanya.
Namun, juru bicara Broad Group mengatakan pihaknya sudah memenuhi semua izin yang diperlukan. Perusahaan - yang pendirinya Zhang Yue meraup keuntungan dari penjualan AC - menarik perhatian global tahun lalu, membangun menara 30 lantai hanya dalam waktu 15 hari, menggunakan unit prefabrikasi yang ditumpuk satu sama lain.
Mereka merencanakan menggunakan teknik yang sama dalam pembangunan Sky City, tetapi pekerjaan konstruksi ditunda beberapa kali di tengah kekhawatiran bahwa rencana tersebut terlalu berambisi.
People Daily melaporkan, Partai Komunis China telah melayangkan surat resmi, mengkritik proyek itu.
Kelompok penelitian Emporis mencatat China memiliki tiga dari 10 gedung tertinggi di dunia. Sementara sebuah laporan pada 2011 menyebutkan, China bisa membangun empat kali lebih banyak gedung pencakar langit seperti di Amerika Serikat hanya dalam waktu lima tahun.
(dmd)