Pastikan pemenuhan aman, BI Cirebon siapkan Rp 1,9 M
A
A
A
Sindonews.com - Kebutuhan uang di wilayah Cirebon selama Ramadan hingga Lebaran diprediksi mencapai Rp1,5 triliun. Bank Indonesia (BI) Cirebon pun menyiapkan modal kerja Rp1,9 triliun untuk memastikan pemenuhan hingga Lebaran aman.
Kepala Perwakilan BI Cirebon, Totok Hermiyanto menyatakan, jumlah kebutuhan uang tersebut meningkat 7,14 persen dibanding kebutuhan pada 2012 sebesar Rp1,4 triliun. Masyarakat sendiri diingatkan dapat melakukan penukaran uang melalui bank umum yang ditunjuk di wilayah Cirebon, selain di loket penukaran di BI Cirebon.
"Selama Ramadan, banyak masyarakat yang melakukan penukaran uang pecahan kecil (UPK). Tahun ini, merupakan tahun keempat di mana perbankan melayani penukaran uang," ungkap dia, Jumat (26/7/2013).
Dia mengatakan, selama Ramadan, UPK yang disediakan berupa uang kertas per paket Rp3,7 juta dengan pecahan Rp20 ribu, Rp10 ribu, Rp5 ribu, dan Rp2 ribu, masing-masing satu pak. Sementara, terkait realisasi uang yang didistribusikan BI Cirebon (outflow) jelang Lebaran biasanya meningkat.
Untuk periode 1-19 Juli 2013 realisasinya telah mencapai Rp439,11 miliar. Saat ini, rata-rata outflow per bulan Rp362,32 miliar. Selain perputaran uang secara tunai, perputaran uang non-tunai yang melalui kliring dan RTGS (transaksi Rp100 juta) juga diperkirakan akan meningkat selama Ramadan.
Jumlah transaksi melalui kliring pada 8-19 Juli 2013 mencapai 24.910 bilyet dengan total nilai transaksi Rp797,30 miliar. Sedangkan transaksi melalui RTGS tercatat 546 transaksi dengan total nilai Rp1,02 triliun.
Di sisi lain, sejak Januari hingga 25 Juli 2013, ditemukan 2.892 lembar uang palsu dengan total nominal Rp207 juta. Jumlah itu dikatakan dia, meningkat 14,62 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
"BI telah bekerja sama dengan kepolisian dan perbankan dalam memberantas peredaran upal. Sejauh ini, BI telah berupaya meminimalisir peredaran upal, salah satunya sosialisasi kepada masyarakat dan perbankan," tegas dia.
Agus, warga Kabupaten Cirebon tak menampik Lebaran tahun ini membutuhkan uang pecahan dalam jumlah banyak. Dia mengaku telah menukarkan uang pecahan di salah satu bank tempatnya menabung.
"Saya butuh pecahan untuk THR karyawan saya dan kebutuhan lainnya. Biasanya semakin mendekati Lebaran, semakin banyak orang yang menukarkan uang. Saya sendiri sudah menukar sebelum bank terlalu ramai dan bikin antre," kata pemilik galeri batik di Trusmi, Kabupaten Cirebon ini.
Kepala Perwakilan BI Cirebon, Totok Hermiyanto menyatakan, jumlah kebutuhan uang tersebut meningkat 7,14 persen dibanding kebutuhan pada 2012 sebesar Rp1,4 triliun. Masyarakat sendiri diingatkan dapat melakukan penukaran uang melalui bank umum yang ditunjuk di wilayah Cirebon, selain di loket penukaran di BI Cirebon.
"Selama Ramadan, banyak masyarakat yang melakukan penukaran uang pecahan kecil (UPK). Tahun ini, merupakan tahun keempat di mana perbankan melayani penukaran uang," ungkap dia, Jumat (26/7/2013).
Dia mengatakan, selama Ramadan, UPK yang disediakan berupa uang kertas per paket Rp3,7 juta dengan pecahan Rp20 ribu, Rp10 ribu, Rp5 ribu, dan Rp2 ribu, masing-masing satu pak. Sementara, terkait realisasi uang yang didistribusikan BI Cirebon (outflow) jelang Lebaran biasanya meningkat.
Untuk periode 1-19 Juli 2013 realisasinya telah mencapai Rp439,11 miliar. Saat ini, rata-rata outflow per bulan Rp362,32 miliar. Selain perputaran uang secara tunai, perputaran uang non-tunai yang melalui kliring dan RTGS (transaksi Rp100 juta) juga diperkirakan akan meningkat selama Ramadan.
Jumlah transaksi melalui kliring pada 8-19 Juli 2013 mencapai 24.910 bilyet dengan total nilai transaksi Rp797,30 miliar. Sedangkan transaksi melalui RTGS tercatat 546 transaksi dengan total nilai Rp1,02 triliun.
Di sisi lain, sejak Januari hingga 25 Juli 2013, ditemukan 2.892 lembar uang palsu dengan total nominal Rp207 juta. Jumlah itu dikatakan dia, meningkat 14,62 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
"BI telah bekerja sama dengan kepolisian dan perbankan dalam memberantas peredaran upal. Sejauh ini, BI telah berupaya meminimalisir peredaran upal, salah satunya sosialisasi kepada masyarakat dan perbankan," tegas dia.
Agus, warga Kabupaten Cirebon tak menampik Lebaran tahun ini membutuhkan uang pecahan dalam jumlah banyak. Dia mengaku telah menukarkan uang pecahan di salah satu bank tempatnya menabung.
"Saya butuh pecahan untuk THR karyawan saya dan kebutuhan lainnya. Biasanya semakin mendekati Lebaran, semakin banyak orang yang menukarkan uang. Saya sendiri sudah menukar sebelum bank terlalu ramai dan bikin antre," kata pemilik galeri batik di Trusmi, Kabupaten Cirebon ini.
(izz)