Hatta dukung Pertamina tutup jalur Tempino-Plaju
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menyebut illegal tapping (penjarahan) yang dilakukan di jalur pipa minyak Tempino-Plaju sangat merugikan.
Karena itu, jalur pipa ini akan dihentikan sampai dengan kondisi aman. Bahkan Hatta menyebut hal ini berlawanan dengan semangat menaikkan lifting minyak yang sangat sulit.
"Kita stop sampai dengan aman, karena 12 ribu barel yang dihasilkan jalur ini besar. Bayangkan, menaikkan lifting seribu, dua ribu, tiga ribu barel saja luar biasa, ini kita bisa kehilangan minyak," ujarnya di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (29/7/2013).
Selain kerugian materil, penjarahan yang dilakukan di jalur pipa minyak ini juga dapat merusak pipa dan meledakkan pipa minyak.
"Apabila tidak dihentikan bukan hanya kerugian materil, namun membahayakan karena pipa bisa meledak. Jadi keputusan stop operasional sementara sudah tepat," lanjutnya.
Hatta mengatakan, Pertamina meminta dua hal dipenuhi sebelum jalur pipa Tempino-Plaju dapat kembali dioperasikan. "Pertama, Pertamina meminta safety secara operasional, dan yang kedua pelaku harus dicari sampai tuntas," pungkas Hatta.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pertamina telah menetapkan status darurat untuk ruas pipa minyak baru Tempino-Plaju setelah kembali terjadi penjarahan dengan rata-rata losses hingga 18 persen. Bahkan telah menyentuh angka 39 persen dari sekitar 12 ribu barel per hari minyak yang dialirkan.
Karena itu, jalur pipa ini akan dihentikan sampai dengan kondisi aman. Bahkan Hatta menyebut hal ini berlawanan dengan semangat menaikkan lifting minyak yang sangat sulit.
"Kita stop sampai dengan aman, karena 12 ribu barel yang dihasilkan jalur ini besar. Bayangkan, menaikkan lifting seribu, dua ribu, tiga ribu barel saja luar biasa, ini kita bisa kehilangan minyak," ujarnya di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (29/7/2013).
Selain kerugian materil, penjarahan yang dilakukan di jalur pipa minyak ini juga dapat merusak pipa dan meledakkan pipa minyak.
"Apabila tidak dihentikan bukan hanya kerugian materil, namun membahayakan karena pipa bisa meledak. Jadi keputusan stop operasional sementara sudah tepat," lanjutnya.
Hatta mengatakan, Pertamina meminta dua hal dipenuhi sebelum jalur pipa Tempino-Plaju dapat kembali dioperasikan. "Pertama, Pertamina meminta safety secara operasional, dan yang kedua pelaku harus dicari sampai tuntas," pungkas Hatta.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pertamina telah menetapkan status darurat untuk ruas pipa minyak baru Tempino-Plaju setelah kembali terjadi penjarahan dengan rata-rata losses hingga 18 persen. Bahkan telah menyentuh angka 39 persen dari sekitar 12 ribu barel per hari minyak yang dialirkan.
(izz)