Inflasi Juli di Jabar melebihi nasional
A
A
A
Sindonews.com - Angka inflasi di Jawa Barat (Jabar) pada Juli 2013 mencapai 3,87 persen, atau lebih tinggi dari angka inflasi nasional sekitar 3,29 persen.
Tingginya lonjakan inflasi di Jabar, memposisikan inflasi year on year (yoy) Jabar menjadi 9,75 persen. Hampir mendekati posisi inflasi pada krisis moneter pada 2008 sekitar 12 persen. Lonjakan inflasi Juli, juga di luar perkiraan inflasi Pemprov Jabar yang diprediksi hanya naik 2 persen.
"Inflasi disebabkan tingginya harga komoditas seperti daging sapi, bawang merah, dan komoditas lainnya," jelas Kepala Bidang Statistik dan Distribusi BPS Jabar, Doddy Gunawan Yusuf di Bandung, Rabu (1/8/2013).
Selain tingginya inflasi di perkotaan, inflasi di pedesaan juga cukup tinggi. BPS mencatat inflasi di pedesaan sebesar 3,38 persen. Inflasi di pedesaan disebabkan peningkatan harga bahan makanan dan transportasi.
Secara umum, lanjur Doddy, tingginya inflasi di Jabar merupakan efek kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi serta kondisi Ramadan. Namun demikian, kondisi tersebut tidak berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
"Karena pola konsumsi masyarakat saat Ramadan tinggi, berapapun harganya akan dibeli masyarakat," pungkas seraya berahrap, angka inflasi pada Agustus bisa lebih rendah dari Juli ini.
Tingginya lonjakan inflasi di Jabar, memposisikan inflasi year on year (yoy) Jabar menjadi 9,75 persen. Hampir mendekati posisi inflasi pada krisis moneter pada 2008 sekitar 12 persen. Lonjakan inflasi Juli, juga di luar perkiraan inflasi Pemprov Jabar yang diprediksi hanya naik 2 persen.
"Inflasi disebabkan tingginya harga komoditas seperti daging sapi, bawang merah, dan komoditas lainnya," jelas Kepala Bidang Statistik dan Distribusi BPS Jabar, Doddy Gunawan Yusuf di Bandung, Rabu (1/8/2013).
Selain tingginya inflasi di perkotaan, inflasi di pedesaan juga cukup tinggi. BPS mencatat inflasi di pedesaan sebesar 3,38 persen. Inflasi di pedesaan disebabkan peningkatan harga bahan makanan dan transportasi.
Secara umum, lanjur Doddy, tingginya inflasi di Jabar merupakan efek kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi serta kondisi Ramadan. Namun demikian, kondisi tersebut tidak berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
"Karena pola konsumsi masyarakat saat Ramadan tinggi, berapapun harganya akan dibeli masyarakat," pungkas seraya berahrap, angka inflasi pada Agustus bisa lebih rendah dari Juli ini.
(izz)