Harga minyak di Asia melemah
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini turun, karena kekhawatiran serangan militer AS terhadap Suriah mereda, setelah Rusia menyerukan Damaskus untuk menyerahkan senjata kimia.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 90 sen menjadi USD108,62 per barel pada perdagangan pertengahan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, turun 83 sen menjadi USD112,89 per barel.
Rusia menyerukan Suriah untuk menempatkan senjata kimia di bawah kontrol internasional untuk dihancurkan dalam upaya menghindari serangan AS terhadap rezim Assad atas dugaan penggunaan senjata kimia pada rakyatnya sendiri.
Usulan itu disambut Presiden AS Barack Obama sebagai terobosan signifikan, meskipun tidak menutup opsi intervensi militer.
Senat AS juga mengumumkan, bahwa mereka akan menunda tombol pemungutan suara atas penggunaan kekuatan di Suriah dan membiarkan Obama membahas masalah ini di publik.
"Harga minyak mentah telah dikonsolidasikan pada berkurangnya ancaman serangan terhadap Suriah," kata Kelly Teoh, ahli strategi pasar IG Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP.
Saat ini, harga juga turun dari angka tertinggi multi-bulan di saat dealer memperkirakan AS dan sekutunya melancarkan serangan ke Suriah, yang dikhawatirkan analis bisa menimbulkan konflik lebih luas di kawasan kaya minyak Timur Tengah.
Kondisi pasar yang ketat juga telah mereda dengan pemulihan bertahap tingkat produksi minyak mentah di Libya. Ekspor minyak Libya anjlok lebih dari 70 persen pada Agustus, setelah unjuk rasa, termasuk polisi dan penjaga perbatasan yang memaksa terminal tutup.
Sliman Qajam, anggota komite energi parlemen Libya, kemarin mengatakan, bahwa produksi negara telah kembali pulih menjadi 600.000 barel per hari, dan semua terminal ekspor akan dibuka pada pertengahan pekan depan.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 90 sen menjadi USD108,62 per barel pada perdagangan pertengahan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, turun 83 sen menjadi USD112,89 per barel.
Rusia menyerukan Suriah untuk menempatkan senjata kimia di bawah kontrol internasional untuk dihancurkan dalam upaya menghindari serangan AS terhadap rezim Assad atas dugaan penggunaan senjata kimia pada rakyatnya sendiri.
Usulan itu disambut Presiden AS Barack Obama sebagai terobosan signifikan, meskipun tidak menutup opsi intervensi militer.
Senat AS juga mengumumkan, bahwa mereka akan menunda tombol pemungutan suara atas penggunaan kekuatan di Suriah dan membiarkan Obama membahas masalah ini di publik.
"Harga minyak mentah telah dikonsolidasikan pada berkurangnya ancaman serangan terhadap Suriah," kata Kelly Teoh, ahli strategi pasar IG Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP.
Saat ini, harga juga turun dari angka tertinggi multi-bulan di saat dealer memperkirakan AS dan sekutunya melancarkan serangan ke Suriah, yang dikhawatirkan analis bisa menimbulkan konflik lebih luas di kawasan kaya minyak Timur Tengah.
Kondisi pasar yang ketat juga telah mereda dengan pemulihan bertahap tingkat produksi minyak mentah di Libya. Ekspor minyak Libya anjlok lebih dari 70 persen pada Agustus, setelah unjuk rasa, termasuk polisi dan penjaga perbatasan yang memaksa terminal tutup.
Sliman Qajam, anggota komite energi parlemen Libya, kemarin mengatakan, bahwa produksi negara telah kembali pulih menjadi 600.000 barel per hari, dan semua terminal ekspor akan dibuka pada pertengahan pekan depan.
(dmd)