Harga minyak di Asia kembali merosot
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagngan Asia hari ini kembali turun, karena kekhawatiran gangguan pasokan di Timur Tengah surut setelah AS-Rusia sepakat mencegah serangan militer terhadap Suriah.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate ( WTI ) untuk pengiriman Oktober, turun 83 sen menjadi USD105,76 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November turun 47 sen menjadi USD109,60 per barel.
"Harga minyak mentah jatuh setelah perjanjian Rusia-Amerika Serikat untuk mengumpulkan dan menghancurkan senjata kimia Suriah," kata Teoh Say Hwa, kepala investasi Phillip Futures, Singapura, dalam catatannya, seperti dilansir dari AFP.
"Hal ini membantu mempermudah investor atas premi risiko (kekhawatiran) yang melekat pada kemungkinan intervensi militer AS di Suriah," tambahnya.
WTI turun USD1,62 pada perdagangan New York, kemarin. Sementara Brent merosot USD1,63 karena investor bereaksi terhadap kesepakatan akhir pekan antara Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan wakil Rusia Sergei Lavrov untuk memusnahkan senjata kimia Suriah pada pertengahan 2014.
Investor sebelumnya khawatir, bahwa kemungkinan serangan pimpinan AS terhadap Suriah sebagai balasan atas dugaan penggunaan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri akan memicu konflik lebih luas di wilayah kaya minyak Timur Tengah.
Pedagang juga menunggu hasil pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve AS (Fed). Para pembuat kebijakan secara luas diperkirakan akan mengumumkan awal penarikan kembali program pembelian aset besar-besaran bank sentral, yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (QE).
Data terbaru stok minyak mentah AS, yang akan dirilis Badan Informasi Energi, juga akan menjadi fokus investor sebagai petunjuk permintaan di konsumen minyak terbesar di dunia itu.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate ( WTI ) untuk pengiriman Oktober, turun 83 sen menjadi USD105,76 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November turun 47 sen menjadi USD109,60 per barel.
"Harga minyak mentah jatuh setelah perjanjian Rusia-Amerika Serikat untuk mengumpulkan dan menghancurkan senjata kimia Suriah," kata Teoh Say Hwa, kepala investasi Phillip Futures, Singapura, dalam catatannya, seperti dilansir dari AFP.
"Hal ini membantu mempermudah investor atas premi risiko (kekhawatiran) yang melekat pada kemungkinan intervensi militer AS di Suriah," tambahnya.
WTI turun USD1,62 pada perdagangan New York, kemarin. Sementara Brent merosot USD1,63 karena investor bereaksi terhadap kesepakatan akhir pekan antara Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan wakil Rusia Sergei Lavrov untuk memusnahkan senjata kimia Suriah pada pertengahan 2014.
Investor sebelumnya khawatir, bahwa kemungkinan serangan pimpinan AS terhadap Suriah sebagai balasan atas dugaan penggunaan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri akan memicu konflik lebih luas di wilayah kaya minyak Timur Tengah.
Pedagang juga menunggu hasil pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve AS (Fed). Para pembuat kebijakan secara luas diperkirakan akan mengumumkan awal penarikan kembali program pembelian aset besar-besaran bank sentral, yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (QE).
Data terbaru stok minyak mentah AS, yang akan dirilis Badan Informasi Energi, juga akan menjadi fokus investor sebagai petunjuk permintaan di konsumen minyak terbesar di dunia itu.
(dmd)