Ratusan PO di Bandung terancam bangkrut
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan perusahaan otobus (PO) terancam gulung tikar menyusul digulirkannya program mobil murah Low Cost Green Car (LCGC).
Kebijakan tersebut diperkirakan akan memangkas load factor bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Ketua DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Barat, Aldo F Wiyana mengatakan, kebijakan pemerintah meluncurkan mobil LCGC berharga murah akan menampar industri transportasi di Jawa Barat. Terutama bus yang melayani perjalanan jarak jauh antar kota dan antar provinsi.
"Load factor AKDP dan AKAP rata rata 30 persen saja, membuat perusahaan transportasi merugi. Beredarnya mobil murah, akan semakin menurunkan load factor armada kami. Kondisi ini, lambat laun akan mematikan bisnis kami," kata Aldo di Bandung, Rabu (18/9/2013).
Menurutnya, perusahaan PO dipastikan akan menghentikan operasionalnya apabila terus mengalami kerugian. Dia mengungkapkan, di Jawa Barat terdapat sekitar 8.000 armada bus melayani trayek AKAP dan AKDP.
Ribuan bus tersebut dikelola sekitar 200 PO. Ancaman kebangkrutan PO, dipastikan mengancam ribuan pekerja yang selama ini menggantungkan hidupnya dari bisnis tersebut.
Kebijakan tersebut diperkirakan akan memangkas load factor bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Ketua DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Barat, Aldo F Wiyana mengatakan, kebijakan pemerintah meluncurkan mobil LCGC berharga murah akan menampar industri transportasi di Jawa Barat. Terutama bus yang melayani perjalanan jarak jauh antar kota dan antar provinsi.
"Load factor AKDP dan AKAP rata rata 30 persen saja, membuat perusahaan transportasi merugi. Beredarnya mobil murah, akan semakin menurunkan load factor armada kami. Kondisi ini, lambat laun akan mematikan bisnis kami," kata Aldo di Bandung, Rabu (18/9/2013).
Menurutnya, perusahaan PO dipastikan akan menghentikan operasionalnya apabila terus mengalami kerugian. Dia mengungkapkan, di Jawa Barat terdapat sekitar 8.000 armada bus melayani trayek AKAP dan AKDP.
Ribuan bus tersebut dikelola sekitar 200 PO. Ancaman kebangkrutan PO, dipastikan mengancam ribuan pekerja yang selama ini menggantungkan hidupnya dari bisnis tersebut.
(izz)