Harga minyak di Asia lebih rendah
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini kembali turun, karena berkurangnya kekhawatiran pasokan di Timur Tengah. Data positif ekonomi Eropa dan China ikut menutup kerugian.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun dua sen menjadi USD103,57 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November turun tiga sen menjadi USD108,13 per barel.
WTI merosot USD1,16 di New York dan Brent turun USD1,06 pada perdagangan di London.
"Harga minyak melemah ... karena output lebih tinggi dari minyak mentah di Irak dan potensi peningkatan hubungan AS-Iran, mengurangi kekhawatiran tehadap pasokan," kata Teoh Say Hwa, kepala investasi Phillip Futures, Singapura, seperti dilansi dari AFP.
Pejabat pemerintah Irak, produsen minyak terbesar kedua di OPEC mengatakan, bahwa negara telah memulihkan output normal setelah menyelesaikan pekerjaan perbaikan pada kebocoran pipa.
Uni Eropa mengumumkan bahwa menteri luar negeri Iran akan bertemu kekuatan utama pekan ini atas program nuklir Teheran dalam sejarah pembicaraan tingkat tinggi dengan Amerika Serikat.
Sanksi terhadap Iran oleh negara-negara Barat atas dugaan membangun sebuah bom nuklir telah menyebabkan ekspor minyak turun lebih dari setengah, di bawah satu juta barel per hari. Teheran menegaskan program nuklirnya adalah untuk tujuan damai.
Teoh mengatakan, penurunan harga minyak dibatasi data manufaktur yang positif dari China dan Zona Euro.
Di sisi lain, HSBC mencatat indeks manajer pembelian (PMI) awal perusahaan manufaktur China pada September mencapai angka tertinggi enam bulan sebesar 51,2 poin. Sementara PMI aktivitas bisnis di 17 negara zona euro mencapai angka tertinggi dalam 27 bulan sebesar 52,1 poin.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun dua sen menjadi USD103,57 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November turun tiga sen menjadi USD108,13 per barel.
WTI merosot USD1,16 di New York dan Brent turun USD1,06 pada perdagangan di London.
"Harga minyak melemah ... karena output lebih tinggi dari minyak mentah di Irak dan potensi peningkatan hubungan AS-Iran, mengurangi kekhawatiran tehadap pasokan," kata Teoh Say Hwa, kepala investasi Phillip Futures, Singapura, seperti dilansi dari AFP.
Pejabat pemerintah Irak, produsen minyak terbesar kedua di OPEC mengatakan, bahwa negara telah memulihkan output normal setelah menyelesaikan pekerjaan perbaikan pada kebocoran pipa.
Uni Eropa mengumumkan bahwa menteri luar negeri Iran akan bertemu kekuatan utama pekan ini atas program nuklir Teheran dalam sejarah pembicaraan tingkat tinggi dengan Amerika Serikat.
Sanksi terhadap Iran oleh negara-negara Barat atas dugaan membangun sebuah bom nuklir telah menyebabkan ekspor minyak turun lebih dari setengah, di bawah satu juta barel per hari. Teheran menegaskan program nuklirnya adalah untuk tujuan damai.
Teoh mengatakan, penurunan harga minyak dibatasi data manufaktur yang positif dari China dan Zona Euro.
Di sisi lain, HSBC mencatat indeks manajer pembelian (PMI) awal perusahaan manufaktur China pada September mencapai angka tertinggi enam bulan sebesar 51,2 poin. Sementara PMI aktivitas bisnis di 17 negara zona euro mencapai angka tertinggi dalam 27 bulan sebesar 52,1 poin.
(dmd)