Harga hewan kurban di Sulsel mulai melonjak

Senin, 30 September 2013 - 10:18 WIB
Harga hewan kurban di...
Harga hewan kurban di Sulsel mulai melonjak
A A A
Sindonews.com - Dinas Peternakan (Disnak) Sulawesi Selatan (Sulsel) mensyaratkan setiap hewan kurban yang diperjuabelikan harus dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH). Surat ini sebagai bukti bahwa hewan yang sedang dikirim dalam kondisi sehat.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan, Muh Kafil mengatakan, upaya ini dilakukan untuk mencegah beredarnya hewan berpenyakit yang dapat mengancam kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.

“Kita akan tingkatkan pengawasan terutama bagi hewan seperti sapi, kerbau, dan kambing yang menjadi sasaran utama masayarakat dalam Idhul Kurban nanti,” ungkapnya kepada akhir pekan lalu.

Menuurt Kafil, selama ini tim pengawas sudah ditempatkan di rumah potong hewan. Namun 10 hari jelang Idhul Adha, pihaknya juga akan menurunkan tim pengawas di penjualan hewan maupaun di pedagang dadakan.

Pengawasan akan dilakukan ante mortem dan post mortem atau sebelum dan sesudah hewan kurban disembelih. Karenanya, seluruh hewan yang masuk ke Makassar telah dipastikan keamananya. “Untuk kebutuhan Makassar, biasanya sapi-sapi datang dari sentra seperti Bone, Sinjai, Gowa, Bulukumba, dan Wajo,” ungkapnya.

Adapun kebutuhan Kota Makassar saat Idhul Adha, lanjutnya, mencapai 3.000 sapi. Akan tetapi Disnak akan mengupayakan pasokan sapi hingga 5.000 ekor. Dengan demikian terdapat cadangan 2.000 ekor untuk menghindari kekurangan akibat meningkatnya permintaan pasar.

Sementara itu, untuk harga hewan mulai mengalami lonjakan. Hasanuddin, salah seorang pedagang di Jalan Ir Sutami mengatakan, sapi seberat 60 kilogram saat ini dijual seharga Rp7,2 juta. Biasanya sapi ini dijual dengan harga Rp5,5 juta perekor.

Menurut Hasanuddin, menjelang satu minggu pemotongan, harga bisa naik menjadi Rp7,7 juta sampai Rp8 juta. Sementara sapi untuk bobot 75 kilogram, dijual dengan harga Rp10,5 juta.

Kafil menambahakan, meski pasokan aman, akan tetapi harga dipastikan akan melonjak dari harga normal. Pihaknya juga tidak bisa mengintervensi pasar, sebab masyarakat biasanya akan rela membayar kenaikan.

Saat ini, kata dia, Sulsel tidak hanya sanggup memenuhi kebutuhan lokal tapi juga sudah memasok untuk kebutuhan nasional. Dan sebagai daerah surplus, Sulsel berkewajiban untuk tidak menahan ternak untuk provinsi lain, sehingga tidak terjadi stagnasi ekonomi.

“Kenaikan saya kira wajar jelang Idhul Adha. Masyarakat juga kalau untuk ibadah tidak tanggung-tanggung mengeluarkan uang. Namun kita menjamin tidak akan ada kelangkaan ternak di Sulsel. Kita ini surplus,” tandasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1298 seconds (0.1#10.140)