Harga minyak WTI terendah dalam tiga bulan
A
A
A
Sindonews.com - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun ke level terendah dalam hampir tiga bulan, akibat kekhawatiran pemerintah AS yang mengalami kebuntuan dalam anggaran yang bisa mengurangi permintaan di konsumen minyak terbesar dunia tersebut.
Komoditas tergelincir sebanyak 1,4 persen di New York, memperpanjang kerugian bulan ini menjadi 5,7 persen. Kongres AS memiliki satu hari untuk mengakhiri kemacetan pengeluaran yang meningkatkan risiko shutdown pemerintah pertama dalam 17 tahun.
Harga juga turun setelah Presiden Barack Obama dan Presiden Iran Hassan Rouhani berbicara tentang program nuklir melalui panggilan telepon pada 27 September. Selain itu, Dewan Keamanan PBB menyetujui rencana untuk menghancurkan senjata kimia Suriah.
"Shutdown pemerintah AS bisa menggagalkan pemulihan ekonomi global dan bisa melemahkan harga minyak lebih lanjut," kata Gordon Kwan, kepala penelitian minyak dan gas di Nomura Holdings Inc, Hong Kong, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (30/7/2013).
WTI untuk pengiriman November turun sebanyak USD1,42 menjadi USD101,45 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, harga intraday terendah sejak 5 Juli.
Kontrak berada di USD101,50 per barel pada pukul 02.49 waktu Singapura. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 33 persen di atas rata-rata 100 hari.
Sementara Brent untuk pengiriman November turun sebanyak USD1,13 atau 1 persen ke USD107,50 per barel di ICE Futures Europe exchange, London dan berada di USD107,60 per barel. Minyak mentah patokan Eropa dengan premi sebesar USD6,08 untuk WTI berjangka, naik dari USD5,76 pada 27 September.
Komoditas tergelincir sebanyak 1,4 persen di New York, memperpanjang kerugian bulan ini menjadi 5,7 persen. Kongres AS memiliki satu hari untuk mengakhiri kemacetan pengeluaran yang meningkatkan risiko shutdown pemerintah pertama dalam 17 tahun.
Harga juga turun setelah Presiden Barack Obama dan Presiden Iran Hassan Rouhani berbicara tentang program nuklir melalui panggilan telepon pada 27 September. Selain itu, Dewan Keamanan PBB menyetujui rencana untuk menghancurkan senjata kimia Suriah.
"Shutdown pemerintah AS bisa menggagalkan pemulihan ekonomi global dan bisa melemahkan harga minyak lebih lanjut," kata Gordon Kwan, kepala penelitian minyak dan gas di Nomura Holdings Inc, Hong Kong, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (30/7/2013).
WTI untuk pengiriman November turun sebanyak USD1,42 menjadi USD101,45 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, harga intraday terendah sejak 5 Juli.
Kontrak berada di USD101,50 per barel pada pukul 02.49 waktu Singapura. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 33 persen di atas rata-rata 100 hari.
Sementara Brent untuk pengiriman November turun sebanyak USD1,13 atau 1 persen ke USD107,50 per barel di ICE Futures Europe exchange, London dan berada di USD107,60 per barel. Minyak mentah patokan Eropa dengan premi sebesar USD6,08 untuk WTI berjangka, naik dari USD5,76 pada 27 September.
(dmd)