Kinerja reksa dana pendapatan tetap minus 4,95%
A
A
A
Sindonews.com - Kinerja reksa dana pendapatan tetap dari sisi imbal hasil (return) hingga akhir September 2013 tercatat minus 4,95 persen. Kinerja ini paling buruk dibanding jenis reksa dana lainnya pada periode yang sama.
Berdasarkan data PT Infovesta Utama, dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) minus 0,01 persen, reksa dana saham mencatat kinerja negatif 2,05 persen. Sementara kinerja reksa dana campuran meski masih minus 0,51 persen, namun lebih baik jika dibanding reksa dana jenis lainnya.
Sementara kinerja IHSG pada periode yang sama tahun lalu tercatat positif 11,53 persen, reksa dana saham mencatat kinerja reksa dana terbaik sebesar 7,7 persen dan campuran 5,98 persen.
Analis Riset PT Infovesta Utam Vilia Wati mengatakan, buruknya kinerja tahunan reksa dana pendapatan tetap karena banyaknya sentimen negatif yang mempengaruhi pasar obligasi. "Banyak sentimen negatif yang menerpa bursa obligasi hingga kuartal III," kata dia kepada Sindonews, Minggu (6/10/2013).
Dia menjelaskan, sentimen negatif tersebut, seperti kenaikan bahan bakar minyak (BBM), inflasi yang relatif tinggi dan kenaikan suku bunga acuan (BI rate) secara berturut-turut, defisit neraca perdangan dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Melemahnya kinerja reksa dana pendapatan tetap ini lantaran kinerja obligasi pemerintah pada akhir bulan lalu mencatat koreksi 6,63 persen. Jika dibanding periode yang sama tahun lalu, kinerja obligasi pemerintah dan reksa dana pendapatan tetap cenderung menurun.
Hingga akhir September 2012, kinerja obligasi pemerintah tercatat sekitar 5,10 persen, sedangkan reksa dana pendapatan tetap membukukan kinerja 4,60 persen.
Kendati kinerja reksa dana pendapatan tetap hingga akhir bulan lalu menurun dibanding periode yang sama tahun 2012, Vilia memperkirakan, reksa dana dengan aset dasar obligasi ini masih memiliki potensi untuk membaik di sisa tahun ini.
"Seiring dengan mulai stabilnya inflasi setelah melewati puncak inflasi yang secara historis terjadi antara Juni-Agustus 2013, ada potensi tekanan pada bursa obligasi akan kembali mereda. Ini akan menopang kinerja reksa dana pendapatan tetap di kuartal IV ini," ujarnya.
Berdasarkan data PT Infovesta Utama, dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) minus 0,01 persen, reksa dana saham mencatat kinerja negatif 2,05 persen. Sementara kinerja reksa dana campuran meski masih minus 0,51 persen, namun lebih baik jika dibanding reksa dana jenis lainnya.
Sementara kinerja IHSG pada periode yang sama tahun lalu tercatat positif 11,53 persen, reksa dana saham mencatat kinerja reksa dana terbaik sebesar 7,7 persen dan campuran 5,98 persen.
Analis Riset PT Infovesta Utam Vilia Wati mengatakan, buruknya kinerja tahunan reksa dana pendapatan tetap karena banyaknya sentimen negatif yang mempengaruhi pasar obligasi. "Banyak sentimen negatif yang menerpa bursa obligasi hingga kuartal III," kata dia kepada Sindonews, Minggu (6/10/2013).
Dia menjelaskan, sentimen negatif tersebut, seperti kenaikan bahan bakar minyak (BBM), inflasi yang relatif tinggi dan kenaikan suku bunga acuan (BI rate) secara berturut-turut, defisit neraca perdangan dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Melemahnya kinerja reksa dana pendapatan tetap ini lantaran kinerja obligasi pemerintah pada akhir bulan lalu mencatat koreksi 6,63 persen. Jika dibanding periode yang sama tahun lalu, kinerja obligasi pemerintah dan reksa dana pendapatan tetap cenderung menurun.
Hingga akhir September 2012, kinerja obligasi pemerintah tercatat sekitar 5,10 persen, sedangkan reksa dana pendapatan tetap membukukan kinerja 4,60 persen.
Kendati kinerja reksa dana pendapatan tetap hingga akhir bulan lalu menurun dibanding periode yang sama tahun 2012, Vilia memperkirakan, reksa dana dengan aset dasar obligasi ini masih memiliki potensi untuk membaik di sisa tahun ini.
"Seiring dengan mulai stabilnya inflasi setelah melewati puncak inflasi yang secara historis terjadi antara Juni-Agustus 2013, ada potensi tekanan pada bursa obligasi akan kembali mereda. Ini akan menopang kinerja reksa dana pendapatan tetap di kuartal IV ini," ujarnya.
(rna)