Transaksi saham di Makasar capai Rp500 miliar/bulan

Selasa, 08 Oktober 2013 - 16:43 WIB
Transaksi saham di Makasar...
Transaksi saham di Makasar capai Rp500 miliar/bulan
A A A
Sindonews.com - Pusat Informasi Penanaman Modal (PIPM) Makassar membukukan nilai transaksi saham di kota ini mencapai Rp500 miliar per bulan. Sektor pertambangan, properti, infrastruktur dan perbankan, diklaim sebagai saham-saham sector unggulan.

Brokerage Division PT Valbury Asia Securities Yose Telasman mengatakan, empat bidang tersebut memang menjadi primadona investor saat ini. Hal ini tidak lepas dari sentimen pasar terhadap keempat sektor tersebut. Seperti dampak melemahnya kurs rupiah, salah satunya, membuat masyarakat melirik saham sektor pertambangan.

Meski demikian, dominasi sektor properti belum terkalahkan. Bahkan dalam tiga bulan terakhir, kenaikan saham properti melambung tinggi. Adanya pengetatan down payment (DP) 30 persen untuk fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) oleh Bank Indonesia (BI) dinilai memberikan pengaruh kuat atas saham di sektor ini.

“Kebijakan ini memberi sentiment positif karena untuk menghindari buble property. Dan mungkin trend perkembangan properti di Makassar juga menggila sehingga menyebabkan saham properti sangat diminati,” ungkapnya kepada SINDO di kantor PIPM Makassar, Selasa (8/10/2013).

Sementara itu, kepala PIPM Makassar Fahim Amirullah mengungkapkan, transaksi di Makassar sebetulnya masih memiliki potensi untuk terus bertumbuh. Sebab saat ini dari total populasi masyarakat Sulsel yang mencapai 8 juta jiwa, baru sebagian kecil yang menggunakan pasar modal sebagai sarana investasi.

Dari data PIPM Makassar per 31 Juli 2013, jumlah investor di Sulawesi selatan mencapai 3.590 orang. Populasi terbesar berada di Makassar dengan 3.037 Investor. Disusul Luwu Timur 123 investor dan Kabupaten Gowa dengan 89 investor. Bandingkan dengan data per desember 2012 silam yang mencapai 2.587 investor.

"Jumlah investor tidak bertambah secara signifikan. Pengetahuan masyarakat memang masih kurang. Akibatnya nilai transaksi perbulan tahun ini dan tahun lalu nyaris tidak ada perbedaan, ada di posisi Rp500 miliar,” ujarnya.

Karena itu, lanjutnya, pihaknya rutin membuat kegiatan sosialisasi sampai ke daerah-daerah. Untuk mencari investor lokal di wilayah ini, tidak boleh hanya fokus di Makassar saja. Potensi yang cukup besar juga ada di daerah.

Tidak hanya itu, sosialisasi juga digencarkan ke mahasiswa dengan membentuk pojok bursa di setiap kampus. Diharapkan mereka akan tertarik, tidak hanya menginvestasikan modal di bursa, tetapi juga menjadikan ini sebagai profesi.

Di bagian lain, Fahmin juga mengatakan, jika saat ini jumlah perusahaan sekuritas sudah mencapai 18 perusahaan. Jauh bertambah dibanding 2010 yang hanya enam perusahaan.

Diprediksi masih akan banyak perusahaan efek yang ingin masuk ke Makassar mengingat pertumbuhan ekonomi sulsel yang cukup tinggi dan sebagai gerbang Indonesia timur.

Hanya saja, sulitnya mendapat SDM yang bersertifikat menjadi kendala. Mereka harus memiliki sertifikasi dari Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE). Akibatnya tenaga SDM yang bersertifikat menjadi perebutan beberapa perusahaan efek di Makassar.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0614 seconds (0.1#10.140)