Harga minyak di Asia mixed dibayangi default utang AS
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini bervariasi (mixed), dimana para dealer gugup melihat kebuntuan anggaran yang melumpuhkan Washington, di tengah batas waktu dalam menaikkan plafon utang Amerika Serikat (AS).
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate ( WTI ) untuk pengiriman November, turun dua sen menjadi USD101,19 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, naik empat sen menjadi USD110,00 per barel.
Hanya menyisakan waktu sehari sebelum pemerintah AS mulai kehabisan uang untuk membayar tagihan, tidak ada tanda yang jelas dari kesepakatan di Washington, Selasa (15/9/2013) malam, untuk membuka kembali pemerintah federal dan menaikkan batas pinjaman negara.
Jika kongres gagal menaikkan plafon utang sebelum Kamis 04.00 GMT (waktu setempat), Departemen Keuangan AS mulai kehabisan dana untuk memenuhi kewajibannya dan slip ke arah sejarah default utang, yang analis khawatirkan akan menyebabkan kerusakan mendalam terhadap ekonomi global.
Pembicaraan yang terhenti di Kongres memicu penurunan di Wall Street. Sementara lembaga pemeringkat Fitch menempatkan rating AAA bagi negara atas kemungkinan downgrade.
"Pasar menunjukkan tanda kegelisahan meningkat di tengah pembicaraan plafon utang terhenti," kata bank Perancis, Credit Agricole dalam catatannya, seperti dilansir dari AFP, Rabu (16/10/2013).
"Meskipun 17 Oktober belum tentu menjadi default utang AS, itu tetap menjadi tanggal penting dalam pikiran investor. Dimana ketegangan terbangun saat kita mendekati tenggat waktu dan berbicara atas harapan serta kemajuan, daripada kesepakatan konkret, mungkin tidak cukup untuk menjaga sentimen memburuk," jelasnya.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate ( WTI ) untuk pengiriman November, turun dua sen menjadi USD101,19 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, naik empat sen menjadi USD110,00 per barel.
Hanya menyisakan waktu sehari sebelum pemerintah AS mulai kehabisan uang untuk membayar tagihan, tidak ada tanda yang jelas dari kesepakatan di Washington, Selasa (15/9/2013) malam, untuk membuka kembali pemerintah federal dan menaikkan batas pinjaman negara.
Jika kongres gagal menaikkan plafon utang sebelum Kamis 04.00 GMT (waktu setempat), Departemen Keuangan AS mulai kehabisan dana untuk memenuhi kewajibannya dan slip ke arah sejarah default utang, yang analis khawatirkan akan menyebabkan kerusakan mendalam terhadap ekonomi global.
Pembicaraan yang terhenti di Kongres memicu penurunan di Wall Street. Sementara lembaga pemeringkat Fitch menempatkan rating AAA bagi negara atas kemungkinan downgrade.
"Pasar menunjukkan tanda kegelisahan meningkat di tengah pembicaraan plafon utang terhenti," kata bank Perancis, Credit Agricole dalam catatannya, seperti dilansir dari AFP, Rabu (16/10/2013).
"Meskipun 17 Oktober belum tentu menjadi default utang AS, itu tetap menjadi tanggal penting dalam pikiran investor. Dimana ketegangan terbangun saat kita mendekati tenggat waktu dan berbicara atas harapan serta kemajuan, daripada kesepakatan konkret, mungkin tidak cukup untuk menjaga sentimen memburuk," jelasnya.
(dmd)