Pembersihan jalan Tol Bali Mandara belum rampung
A
A
A
Sindonews.com - Jalan Tol Bali Mandara telah resmi beroperasi namun aktivitas proyek masih terus berlangsung, seperti pengangkutan limestone atau tanah kapur di bekas konstruksi.
Humas PT Jasamarga Bali Tol, Drajad Hari Suseno mengakui, adanya limestone di Paket III yang belum selesai dibersihkan karena ada sebagian tanah yang oleh para nelayan diminta untuk ditinggalkan. Alasannya, tanah tersebut akan digunakan untuk sandaran dermaga Jeti. Sehingga, belum semua bisa dibersihkan meskipun kontraktor pembangunan jalan tol Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa atau jalan Tol Bali Mandara telah melakukan pembersihan setiap hari.
Pekerjaan terakhir yang harus segera dituntaskan adalah pengerukan kembali tanah limestone, yang pada waktu konstruksi dahulu digunakan sebagai jalan kerja sementara.
"Pengurukan sementara itu merupakan metode kerja kontraktor sehingga menjadi tanggung jawab kontraktor," jelas Drajad dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/10/2013).
Sebagaimana diketahui, para kontraktor ini dulu kesulitan mengirim tiang pancang maupun material lain ke laut karena dangkal.
"Pada waktu pasang pun airnya tidak cukup dalam untuk menyandarkan ponton, makanya mereka memerlukan jalan kerja sementara. Setelah proyek selesai, yang mereka harus menormalisasi kembali," ujar Drajad.
Diakuinya, untuk bisa membersihkan limestone perlu waktu meskipun setiap hari bigho dan puluhan truk-truk antre dari pagi sampai sore untuk mengangkut keluar limestone.
"Itu dilakukan kontraktor bahkan sejak sebelum peresmian. Memang perlu waktu, tidak bisa sekejap," dalihnya.
Setiap hari, bigho mengeduk dan puluhan truk antre mengangkut limestone keluar dari area bekas proyek pembangunan jalan tol Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa. Di wilayah Benoa, para kontraktor membuat jalan untuk mengangkut limestone keluar melalui dermaga nelayan.
Humas PT Jasamarga Bali Tol, Drajad Hari Suseno mengakui, adanya limestone di Paket III yang belum selesai dibersihkan karena ada sebagian tanah yang oleh para nelayan diminta untuk ditinggalkan. Alasannya, tanah tersebut akan digunakan untuk sandaran dermaga Jeti. Sehingga, belum semua bisa dibersihkan meskipun kontraktor pembangunan jalan tol Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa atau jalan Tol Bali Mandara telah melakukan pembersihan setiap hari.
Pekerjaan terakhir yang harus segera dituntaskan adalah pengerukan kembali tanah limestone, yang pada waktu konstruksi dahulu digunakan sebagai jalan kerja sementara.
"Pengurukan sementara itu merupakan metode kerja kontraktor sehingga menjadi tanggung jawab kontraktor," jelas Drajad dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/10/2013).
Sebagaimana diketahui, para kontraktor ini dulu kesulitan mengirim tiang pancang maupun material lain ke laut karena dangkal.
"Pada waktu pasang pun airnya tidak cukup dalam untuk menyandarkan ponton, makanya mereka memerlukan jalan kerja sementara. Setelah proyek selesai, yang mereka harus menormalisasi kembali," ujar Drajad.
Diakuinya, untuk bisa membersihkan limestone perlu waktu meskipun setiap hari bigho dan puluhan truk-truk antre dari pagi sampai sore untuk mengangkut keluar limestone.
"Itu dilakukan kontraktor bahkan sejak sebelum peresmian. Memang perlu waktu, tidak bisa sekejap," dalihnya.
Setiap hari, bigho mengeduk dan puluhan truk antre mengangkut limestone keluar dari area bekas proyek pembangunan jalan tol Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa. Di wilayah Benoa, para kontraktor membuat jalan untuk mengangkut limestone keluar melalui dermaga nelayan.
(dmd)