Empat pasar tradisional di Makassar batal direnovasi
A
A
A
Sindonews.com - Rencana renovasi terhadap empat pasar tradisional yang mulai didengungkan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar Raya sejak 2012 batal dilaksanakan karena kekurangan anggaran. Keempat pasar tersebut, adalah Pasar Sambung Jawa, Pasar Pannampu, Pasar Tamamaung dan Pasar Mandai. Renovasi pasar dimakudkan untuk membendung menjamurnya mini market.
Rusman Abu Tahir, yang baru menjabat Dirut PD Pasar Makassar Raya Juni 2013 lalu, mengaku tidak mengetahui adanya rancangan tersebut. “Saya baru dengar program renovasi pasar tradisional. Mungkin pejabat sebelumnya yang rencanakan, saya sendiri baru menjabat,” katanya, Sabtu (26/10/2013).
Menurut dia, proyek pembanguanan pasar yang berjalan saat ini hanya Pasar Sentral (Makassar Mall) dan Pasar Terong. Makassar Mall dibangun baru karena habis terbakar. Sementara Pasar Terong direnovasi. Proyek pada kedua pasar ini dikerjasamakan dengan pihak ketiga.
Adapun program renovasi empat pasar ini dirancang saat Hakim Syahrani masih menjabat sebagai Dirut PD Pasar. Hakim sudah dua kali mengajukan program revitalisasi pasar tradisional ke pusat melalui Kementerian Perdagangan RI pada 2012 dan 2013.
Hakim yang saat ini menjabat Dirut PD Terminal Makassar Metro mengemukakan, untuk merenovasi setiap pasar dibutuhkan anggaran sekitar Rp5 miliar. Anggaran tersebut, sudah termasuk pengadaan lahan untuk perluasan Pasar Tamamaung agar pedagang tidak mengambil bahu jalan raya.
Sementara, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Makassar, Syahrir Sappaile berharap program renovasi pasar tradisional tetap menjadi proritas utama PD Pasar. Pasar lanjut dia, harus ditata sebaik mungkin agar pedagang betah dan pembeli nyaman.
Namun demikian, Syahrir juga mengakui renovasi pasar sangat sulit apabila mengharapkan sokongan dana dari APBD Makassar yang sangat terbatas. Satu-satunya jalan adalah mencari sumber pembiayaan dari APBN atau kerjasama dengan swasta, seperti Makassar Mall.
“Sebab pasar adalah Perusahaan Daerah yang tidak bisa kita campuri. Dari 2012 program renovasi pasar sudah disampaikan ke Kemeneterian Perdagangan, namun belum direspons hingga kini,” jelasnya.
Rusman Abu Tahir, yang baru menjabat Dirut PD Pasar Makassar Raya Juni 2013 lalu, mengaku tidak mengetahui adanya rancangan tersebut. “Saya baru dengar program renovasi pasar tradisional. Mungkin pejabat sebelumnya yang rencanakan, saya sendiri baru menjabat,” katanya, Sabtu (26/10/2013).
Menurut dia, proyek pembanguanan pasar yang berjalan saat ini hanya Pasar Sentral (Makassar Mall) dan Pasar Terong. Makassar Mall dibangun baru karena habis terbakar. Sementara Pasar Terong direnovasi. Proyek pada kedua pasar ini dikerjasamakan dengan pihak ketiga.
Adapun program renovasi empat pasar ini dirancang saat Hakim Syahrani masih menjabat sebagai Dirut PD Pasar. Hakim sudah dua kali mengajukan program revitalisasi pasar tradisional ke pusat melalui Kementerian Perdagangan RI pada 2012 dan 2013.
Hakim yang saat ini menjabat Dirut PD Terminal Makassar Metro mengemukakan, untuk merenovasi setiap pasar dibutuhkan anggaran sekitar Rp5 miliar. Anggaran tersebut, sudah termasuk pengadaan lahan untuk perluasan Pasar Tamamaung agar pedagang tidak mengambil bahu jalan raya.
Sementara, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Makassar, Syahrir Sappaile berharap program renovasi pasar tradisional tetap menjadi proritas utama PD Pasar. Pasar lanjut dia, harus ditata sebaik mungkin agar pedagang betah dan pembeli nyaman.
Namun demikian, Syahrir juga mengakui renovasi pasar sangat sulit apabila mengharapkan sokongan dana dari APBD Makassar yang sangat terbatas. Satu-satunya jalan adalah mencari sumber pembiayaan dari APBN atau kerjasama dengan swasta, seperti Makassar Mall.
“Sebab pasar adalah Perusahaan Daerah yang tidak bisa kita campuri. Dari 2012 program renovasi pasar sudah disampaikan ke Kemeneterian Perdagangan, namun belum direspons hingga kini,” jelasnya.
(dmd)