Bos RNI ganti 35 direktur perusahaan
A
A
A
DIREKTUR Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Ismed Hasan Putro menceritakan perjalanannya dalam memajukan perusahaan yang dinakhodainya saat ini.
Ismed menuturkan, ketika pertama menjabat, perusahaan tersebut merugi sekitar Rp68 miliar. Dia pun putar otak agar RNI menjadi perusahaan yang selalu memperoleh laba.
Dalam mengatasi masalah itu, Ismed melakukan banyak cara. Salah satunya dengan mengganti 35 direktur dan komisaris. Hal ini dilakukan semata-mata memajukan perusahaan.
"Awal saya masuk itu RNI rugi Rp68 miliar. Banyak yang saya lakukan termasuk ke anak perusahaan dengan mengganti 35 orang direktur dan komisaris. Walaupun saya tahu mereka banyak kekuatan dibelakangnya. Itu menjadi saya memudahkan transformasi di RNI," kata Ismed dalam acara BUMN Award di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (30/10/2013).
Selain itu, untuk memajukan perusahaan Ismed mengaku melakukan perubahan pada kebiasaan perusahaan, misalnya dalam hal layanan fasilitas yang didapat para petinggi BUMN.
"Lemak pertama kali saya buang dari posisi dirut yaitu fasilitas pada saya tolak, seperti bisnis class, hotel bintang lima, rumah dinas. Pada saat bersamaan saya memeinta direksi lain menurunkan lemak tidak ada yang ambil mobil dinas. Memang tidak signifikan tapi ada snowball efek dari situ," katanya.
Dia juga melakukan transformasi dengan mengangkat anak muda dan perempuan dalam perusahaan. Anak muda dan perempuan diyakini bisa memberikan perubahan kerja pada perusahaan.
"Saya kasih peluang ini membuat RNI lebih baik. Merubah interaksi dengan perusahaan. Direktur datang ke perusahaan tidak boleh nginap di hotel, harus tidur di mess karyawan," ungkapnya.
Terakhir, dia telah merubah kebiasaan perusahaan dalam melakukan rapat. Sebelum dia menjabat rapat dilakukan dari pukul 07.00 WIB pagi hingga 20.00 WIB.
"Saya tidak mengizinkan rapat di hotel. Rapat saya mulai pukul 10.00 WIB selesai pukul 16.00 WIB, jadi tidak boleh menginap di hotel, ini bagian efisiensi. Banyak goncangan tapi akhirnya konsisten," ucapnya.
Ismed menuturkan, ketika pertama menjabat, perusahaan tersebut merugi sekitar Rp68 miliar. Dia pun putar otak agar RNI menjadi perusahaan yang selalu memperoleh laba.
Dalam mengatasi masalah itu, Ismed melakukan banyak cara. Salah satunya dengan mengganti 35 direktur dan komisaris. Hal ini dilakukan semata-mata memajukan perusahaan.
"Awal saya masuk itu RNI rugi Rp68 miliar. Banyak yang saya lakukan termasuk ke anak perusahaan dengan mengganti 35 orang direktur dan komisaris. Walaupun saya tahu mereka banyak kekuatan dibelakangnya. Itu menjadi saya memudahkan transformasi di RNI," kata Ismed dalam acara BUMN Award di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (30/10/2013).
Selain itu, untuk memajukan perusahaan Ismed mengaku melakukan perubahan pada kebiasaan perusahaan, misalnya dalam hal layanan fasilitas yang didapat para petinggi BUMN.
"Lemak pertama kali saya buang dari posisi dirut yaitu fasilitas pada saya tolak, seperti bisnis class, hotel bintang lima, rumah dinas. Pada saat bersamaan saya memeinta direksi lain menurunkan lemak tidak ada yang ambil mobil dinas. Memang tidak signifikan tapi ada snowball efek dari situ," katanya.
Dia juga melakukan transformasi dengan mengangkat anak muda dan perempuan dalam perusahaan. Anak muda dan perempuan diyakini bisa memberikan perubahan kerja pada perusahaan.
"Saya kasih peluang ini membuat RNI lebih baik. Merubah interaksi dengan perusahaan. Direktur datang ke perusahaan tidak boleh nginap di hotel, harus tidur di mess karyawan," ungkapnya.
Terakhir, dia telah merubah kebiasaan perusahaan dalam melakukan rapat. Sebelum dia menjabat rapat dilakukan dari pukul 07.00 WIB pagi hingga 20.00 WIB.
"Saya tidak mengizinkan rapat di hotel. Rapat saya mulai pukul 10.00 WIB selesai pukul 16.00 WIB, jadi tidak boleh menginap di hotel, ini bagian efisiensi. Banyak goncangan tapi akhirnya konsisten," ucapnya.
(izz)