BNI Syariah khawatir target pembiayaan 2014 menurun
A
A
A
Sindonews.com - BNI Syariah mengaku kondisi makro ekonomi yang diprediksi mengalami perlambatan pada tahun 2014 mendatang akan membuat pembiayaan mereka melambat.
Direktur Bisnis BNI Syariah, Imam Teguh Saptono mengatakan, kemungkinan kredit pembiayaan BNI Syariah pada 2014 hanya sekitar 35 persen yang berarti penurunan 10 persen pada tahun ini.
"Sektor yang masih punya potensi itu Usaha Kecil dan Menengah (UKM), (kredit) perumahan juga masih melambat, karena ready stock dan Loan To Value Ratio rumah kedua," terangnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (31/10/2013).
Salah satu penyebab penurunan adalah tingkat rupiah di rentang Rp11 ribu per dolar, tingginya inflasi, serta defisit neraca berjalan (current account deficit).
"Tapi kalau kita lihat kondisi di luar (negeri) malah lebih mengkhawatirkan sebenarnya. Jadi ekspor juga kemungkinan masih melambat, di sisi lain likuiditas di sini juga relatif masih ketat," terangnya.
Namun Imam cukup pede target pembiayaan Rp11 triliun sampai akhir 2013 mendatang akan tercapai. Bahkan dia meyakini angka tersebut akan terlampaui. "Karena kita melakukan front loading di awal, target sekitar Rp11 triliun bisa lebih lah, sekitar Rp11 koma sekian," tutupnya.
Direktur Bisnis BNI Syariah, Imam Teguh Saptono mengatakan, kemungkinan kredit pembiayaan BNI Syariah pada 2014 hanya sekitar 35 persen yang berarti penurunan 10 persen pada tahun ini.
"Sektor yang masih punya potensi itu Usaha Kecil dan Menengah (UKM), (kredit) perumahan juga masih melambat, karena ready stock dan Loan To Value Ratio rumah kedua," terangnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (31/10/2013).
Salah satu penyebab penurunan adalah tingkat rupiah di rentang Rp11 ribu per dolar, tingginya inflasi, serta defisit neraca berjalan (current account deficit).
"Tapi kalau kita lihat kondisi di luar (negeri) malah lebih mengkhawatirkan sebenarnya. Jadi ekspor juga kemungkinan masih melambat, di sisi lain likuiditas di sini juga relatif masih ketat," terangnya.
Namun Imam cukup pede target pembiayaan Rp11 triliun sampai akhir 2013 mendatang akan tercapai. Bahkan dia meyakini angka tersebut akan terlampaui. "Karena kita melakukan front loading di awal, target sekitar Rp11 triliun bisa lebih lah, sekitar Rp11 koma sekian," tutupnya.
(gpr)