Harga minyak di Asia naik

Senin, 11 November 2013 - 13:03 WIB
Harga minyak di Asia naik
Harga minyak di Asia naik
A A A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini naik, setelah pertemuan melelahkan di Jenewa, Swiss, yang bertujuan meyakinkan Iran untuk menghentikan program nuklirnya gagal menghasilkan kesepakatan.

Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik 15 sen menjadi USD94,75 pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Desember, meningkat 42 sen menjadi USD105,54 per barel.

Pada perdagangan pagi tadi, minyak WTI untuk pengiriman Desember, naik tujuh sen menjadi USD94,67 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember tumbuh 38 sen menjadi USD105,50 per barel.

"Kami melihat ada terobosan dalam pembicaraan nuklir yang diadakan antara Iran dan enam kekuatan di Jenewa pekan lalu," kata Teoh Say Hwa, kepala investasi Phillip Futures, Singapura, seperti dilansir AFP, Jumat (11/11/2013).

"Ini memiliki kekhawatiran atas penangguhan masuknya minyak Iran ke pasar global, sehingga mendukung harga minyak mentah," tambahnya.

Para diplomat, kemarin, bersikeras menutup perjanjian untuk mengekang program nuklir Iran meskipun kesepakatan yang lama dicari secara marathon dalam perundingan di Jenewa gagal.

Republik Islam itu telah lumpuh oleh serangkaian sanksi PBB dan AS yang bertujuan mengakhiri program nuklirnya, yang diklaim barat digunakan untuk mengembangkan senjata atom. Namun, Iran membantah tuduhan itu.

Kelompok kekuatan utama Yang disebut P5 +1, Inggris, Perancis , Amerika Serikat, Rusia, China ditambah Jerman - berencana bertemu lagi dengan delegasi Iran pada 20 November, dengan harapan mengamankan kesepakatan jangka pendek yang akan membekukan kegiatan nuklir negara itu.

"Harga minyak juga didukung data lapangan kerja AS yang kuat dan angka pertumbuhan ekonomi yang melampaui perkiraan, mengisyaratkan kemungkinan pemulihan ekonomi terbesar di dunia setelah pertumbuhan lesu," ujar Teoh.

Seperti diketahui, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan ekonomi terbesar di dunia itu secara mengejutkan menambah 204.000 pekerjaan, lebih dari dua kali lipat yang diperkirakan rata-rata analis, meskipun terjadi shutdown pemerintah federal selama 16 hari pada Oktober.

Sementara Departemen Perdagangan AS melaporkan pertumbuhan ekonomi (PDB) Amerika datang pada tingkat tahunan sebesar 2,8 persen, jauh di atas 1,9 persen yang diproyeksikan para analis.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0691 seconds (0.1#10.140)