Harga minyak global mendatar
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia mendatar, dipengaruhi harapan kuat pedagang bahwa program stimulus Amerika Serikat (AS) masih akan bertahan dalam beberapa bulan mendatang.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik tujuh sen menjadi USD93,83 per barel.
Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari turun 40 sen menjadi USD107,88 per barel dalam transaksi di London, karena para pedagang melakukan aksi ambil untung di akhir pekan ini.
Pedagang menyambut positif kesaksian calon Ketua Fed Janet Yellen di hadapan Komite Perbankan Senat AS. Yellen membela program pembelian obligasi bank sentral AS USD85 miliar per bulan. Dia menolak saran bahwa program telah menghasilkan gelembung di pasar properti atau saham.
"Komentarnya mendorong ekspektasi bahwa tapering (stimulus) tidak akan terjadi dalam waktu dekat," kata Vanessa Tan, analis investasi Phillip Futures, seperti dilansir dari AFP, Jumat (15/11/2013).
Sentimen optimis atas kelanjutan dari kebijakan easy money mengimbangi kekhawatiran atas gelembung stok minyak mentah AS, yang menunjukkan permintaan lemah di ekonomi nomor satu dunia itu.
Departemen Energi AS melaporkan, persediaan AS naik 2,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 8 November, sebagai kenaikan kedelapan berturut-turut.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik tujuh sen menjadi USD93,83 per barel.
Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari turun 40 sen menjadi USD107,88 per barel dalam transaksi di London, karena para pedagang melakukan aksi ambil untung di akhir pekan ini.
Pedagang menyambut positif kesaksian calon Ketua Fed Janet Yellen di hadapan Komite Perbankan Senat AS. Yellen membela program pembelian obligasi bank sentral AS USD85 miliar per bulan. Dia menolak saran bahwa program telah menghasilkan gelembung di pasar properti atau saham.
"Komentarnya mendorong ekspektasi bahwa tapering (stimulus) tidak akan terjadi dalam waktu dekat," kata Vanessa Tan, analis investasi Phillip Futures, seperti dilansir dari AFP, Jumat (15/11/2013).
Sentimen optimis atas kelanjutan dari kebijakan easy money mengimbangi kekhawatiran atas gelembung stok minyak mentah AS, yang menunjukkan permintaan lemah di ekonomi nomor satu dunia itu.
Departemen Energi AS melaporkan, persediaan AS naik 2,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 8 November, sebagai kenaikan kedelapan berturut-turut.
(dmd)