Rasio elektirifikasi kuartal III/2013 capai 80,1%
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa rasio elektrifikasi nasional hingga September 2013 telah mencapai 80,1 persen.
"Artinya, masih ada sekitar 12,5 juta kepala keluarga belum menikmati listrik," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman saat acara International Conference Power Plant & Energy Jakarta Summit di Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Dia menjeaskan, total pasokan listrik terpasang saat ini sebesar 46.420 megawatt (MW), dimana 34.388 MW diantaranya milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero. Sementara target pada 2020, tingkat elektrifikasi mencapai 99 persen.
Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Rahmat Gobel menturkan, untuk meningkatkan rasio elektrifikasi akan dilakukan dengan cara pendekatan berbasis nilai tambah. Dengan begitu, tenaga listrik tidak hanya menerangi daerah, namun juga dapat meningkatkan produktifitas masyarakat.
"Menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN dan pasar bebas, hal seperti ini harus disikapi dari sekarang untuk menekan impor yang terus meningkat," kata dia.
Sementara itu, pemerintah membentuk tim satuan tugas (satgas) guna menyelesaikan pembebasan lahan untuk pembangunan pembangkit listrik di sejumlah daerah. Tim itu terkoordinasi dengan beberapa kementerian terkait, antara lain Kementerian Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian ESDM dan Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Adapun tugas dari tim tersebut, diantaranya membantu PLN menyelesaikan urusan pembebasan lahan pembangkit dan transmisi ketenagalistrikan.
"Artinya, masih ada sekitar 12,5 juta kepala keluarga belum menikmati listrik," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman saat acara International Conference Power Plant & Energy Jakarta Summit di Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Dia menjeaskan, total pasokan listrik terpasang saat ini sebesar 46.420 megawatt (MW), dimana 34.388 MW diantaranya milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero. Sementara target pada 2020, tingkat elektrifikasi mencapai 99 persen.
Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Rahmat Gobel menturkan, untuk meningkatkan rasio elektrifikasi akan dilakukan dengan cara pendekatan berbasis nilai tambah. Dengan begitu, tenaga listrik tidak hanya menerangi daerah, namun juga dapat meningkatkan produktifitas masyarakat.
"Menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN dan pasar bebas, hal seperti ini harus disikapi dari sekarang untuk menekan impor yang terus meningkat," kata dia.
Sementara itu, pemerintah membentuk tim satuan tugas (satgas) guna menyelesaikan pembebasan lahan untuk pembangunan pembangkit listrik di sejumlah daerah. Tim itu terkoordinasi dengan beberapa kementerian terkait, antara lain Kementerian Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian ESDM dan Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Adapun tugas dari tim tersebut, diantaranya membantu PLN menyelesaikan urusan pembebasan lahan pembangkit dan transmisi ketenagalistrikan.
(rna)