Embargo sapi Australia, RNI beralih ke Selandia Baru
A
A
A
Sindonews.com - Keputusan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang menghentikan semua proses ekspansi bisnis ke Australia terkait impor sapi tidak akan memengaruhi stok sapi milik RNI.
"Dalam konteks RNI, kita tidak terpengaruh, karena kami juga fokus kepada daging (sapi) kami sendiri," ungkap Direktur Utama RNI, Ismed Hasan Putro di kantor pusat RNI, Rabu (21/11/2013).
Ismed mengakui, bahwa pihaknya masih membutuhkan tambahan 6.000 ekor yang awalnya berasal dari Australia. Namun RNI telah menyiapkan alternatif baru.
"Alternatif kita adalah New Zealand, kita sudah menyiapkan untuk melakukan negosiasi awal pembelian lahan 5.000 hektare di New Zealand untuk pembelian sapi, peternakan dan juga lahan," kata dia.
Ismed mengimbau pemerintah agar ke depan harus belajar dari pengalaman dengan Australia. Jadi, Indonesia tidak lagi bergantung pada satu negara untuk memenuhi pangan dalam negeri.
"Dalam konteks RNI, kita tidak terpengaruh, karena kami juga fokus kepada daging (sapi) kami sendiri," ungkap Direktur Utama RNI, Ismed Hasan Putro di kantor pusat RNI, Rabu (21/11/2013).
Ismed mengakui, bahwa pihaknya masih membutuhkan tambahan 6.000 ekor yang awalnya berasal dari Australia. Namun RNI telah menyiapkan alternatif baru.
"Alternatif kita adalah New Zealand, kita sudah menyiapkan untuk melakukan negosiasi awal pembelian lahan 5.000 hektare di New Zealand untuk pembelian sapi, peternakan dan juga lahan," kata dia.
Ismed mengimbau pemerintah agar ke depan harus belajar dari pengalaman dengan Australia. Jadi, Indonesia tidak lagi bergantung pada satu negara untuk memenuhi pangan dalam negeri.
(izz)