Giring Nidji menjadi investor pasar modal
A
A
A
DI sela-sela kesibukannya sebagai penyanyi dan vokalis band Nidji, Giring Ganesha atau yang akrab disapa Giring Nidji ini mengungkapkan cerita bahwa dirinya sebagai investor saham dan instrumen pasar modal lainnya.
Hal tersebut dimulai sejak 2007, ketika Nidji sedang mulai berkibar di blantika musik Indonesia. Pola hidup ala rockstar yang bergelimang uang secara mendadak membuat Giring menghambur-hamburkan uang tanpa berpikir menyimpan uang untuk masa depannya.
"Di umur 25 tiba-tiba saya memiliki uang ratusan juta. Efeknya saya belanja menghambur-hamburkan uang bahkan sehari bisa menghabiskan Rp2 sampai Rp3 juta di mal-mal," terang Giring di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (29/11/2013).
Untungnya, sang ibu kemudian mengingatkan pentingnya menyimpan uang di tempat yang aman dengan meminta Giring berkonsultasi dengan konsultan keuangan ternama Ligwina Hananto.
Awalnya, Giring tidak percaya bahwa saran ibunya bertemu dengan Ligwina akan membawa dirinya sebagai investor seperti sekarang. Namun pelan-pelan dia merasa dibukakan wawasan oleh Ligwina tentang pentingnya berinvestasi dengan instrumen-instrumen pasar modal.
"Ternyata inflasi itu menakutkan, ditambah lagi beli rumah itu mahal, menikah mahal, dan menyekolahkan anak juga mahal. Akhirnya hal-hal tersebut membuka mata saya," terangnya.
Karena itu, Giring yang ketika itu tidak tahu apa-apa tentang instrumen pasar modal, akhirnya bertanya kepada ibunya terkait instrumen investasi yang paling aman dan menarik bagi pemain pemula seperti dirinya.
"Ibu saya menyarankan agar saya bertanya dan mempelajari bursa-bursa sekuritas, dan dilanjutkan dengan saham, hingga sekarang," tuturnya.
Giring mengingatkan pentingnya berinvestasi dengan menggunakan instrumen pasar modal agar masyarakat memiliki rencana serta dana cadangan ketika dibutuhkan, selain juga hal tersebut merupakan salah satu sumber pemasukan pribadinya.
"Yang paling penting tujuannya, karena saya juga harus mengetahui strategi saya dan instrumen yang saya butuhkan untuk mencapai tujuan saya," pungkas Giring.
Hal tersebut dimulai sejak 2007, ketika Nidji sedang mulai berkibar di blantika musik Indonesia. Pola hidup ala rockstar yang bergelimang uang secara mendadak membuat Giring menghambur-hamburkan uang tanpa berpikir menyimpan uang untuk masa depannya.
"Di umur 25 tiba-tiba saya memiliki uang ratusan juta. Efeknya saya belanja menghambur-hamburkan uang bahkan sehari bisa menghabiskan Rp2 sampai Rp3 juta di mal-mal," terang Giring di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (29/11/2013).
Untungnya, sang ibu kemudian mengingatkan pentingnya menyimpan uang di tempat yang aman dengan meminta Giring berkonsultasi dengan konsultan keuangan ternama Ligwina Hananto.
Awalnya, Giring tidak percaya bahwa saran ibunya bertemu dengan Ligwina akan membawa dirinya sebagai investor seperti sekarang. Namun pelan-pelan dia merasa dibukakan wawasan oleh Ligwina tentang pentingnya berinvestasi dengan instrumen-instrumen pasar modal.
"Ternyata inflasi itu menakutkan, ditambah lagi beli rumah itu mahal, menikah mahal, dan menyekolahkan anak juga mahal. Akhirnya hal-hal tersebut membuka mata saya," terangnya.
Karena itu, Giring yang ketika itu tidak tahu apa-apa tentang instrumen pasar modal, akhirnya bertanya kepada ibunya terkait instrumen investasi yang paling aman dan menarik bagi pemain pemula seperti dirinya.
"Ibu saya menyarankan agar saya bertanya dan mempelajari bursa-bursa sekuritas, dan dilanjutkan dengan saham, hingga sekarang," tuturnya.
Giring mengingatkan pentingnya berinvestasi dengan menggunakan instrumen pasar modal agar masyarakat memiliki rencana serta dana cadangan ketika dibutuhkan, selain juga hal tersebut merupakan salah satu sumber pemasukan pribadinya.
"Yang paling penting tujuannya, karena saya juga harus mengetahui strategi saya dan instrumen yang saya butuhkan untuk mencapai tujuan saya," pungkas Giring.
(izz)