Harga minyak di Asia mendatar
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini mendatar, setelah libur Thanksgiving di Amerika Serikat (AS), dengan investor semakin khawatir atas meningkatnya stok minyak mentah di negeri Adidaya tersebut.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun delapan sen menjadi USD92,22 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari turun satu persen menjadi USD110,85 per barel.
"Belum banyak pergerakan pasar di jam (perdagangan) Asia, dengan beberapa lead setelah libur Thanksgiving (pesta hari pengucapan syukur) AS," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Jumat (29/11/2013).
Dia mengatakan WTI masih tertekan oleh kenaikan berkelanjutan dalam stok minyak mentah selama 10 pekan terakhir.
Departemen Energi AS melaporkan stok minyak mentah komersial meningkat sebesar 3 juta barel pekan lalu, jauh di atas perkiraan analis sebesar 500.000 barel. Sejak 13 September, stok minyak mentah komersial telah meningkat 35,8 miliar, atau lebih dari 10 persen.
WTI diperdagangkan di atas USD100 per barel untuk sebagian besar musim panas, tetapi telah mencelup sejak 21 Oktober, karena meningkatnya persediaan dan peredaan ketegangan geopolitik, termasuk keputusan Washington menunda aksi militer di Suriah dan hubungan yang lebih baik dengan Iran.
Kekhawatiran atas meningkatnya perselisihan politik di Libya, anggota dari kartel minyak OPEC, terus mendorong patokan minyak mentah Eropa, Brent. Sedikitnya 10 orang dilaporkan tewas dalam kekerasan di negara Afrika Utara setelah terjadi pemogokan tiga hari sebagai protes para milisi.
Para pengunjuk rasa dengan berbagai tuntutan telah memblokir terminal ekspor minyak dan gas sejak akhir Juli, menyebabkan pendapatan terjun 80 persen.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun delapan sen menjadi USD92,22 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari turun satu persen menjadi USD110,85 per barel.
"Belum banyak pergerakan pasar di jam (perdagangan) Asia, dengan beberapa lead setelah libur Thanksgiving (pesta hari pengucapan syukur) AS," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Jumat (29/11/2013).
Dia mengatakan WTI masih tertekan oleh kenaikan berkelanjutan dalam stok minyak mentah selama 10 pekan terakhir.
Departemen Energi AS melaporkan stok minyak mentah komersial meningkat sebesar 3 juta barel pekan lalu, jauh di atas perkiraan analis sebesar 500.000 barel. Sejak 13 September, stok minyak mentah komersial telah meningkat 35,8 miliar, atau lebih dari 10 persen.
WTI diperdagangkan di atas USD100 per barel untuk sebagian besar musim panas, tetapi telah mencelup sejak 21 Oktober, karena meningkatnya persediaan dan peredaan ketegangan geopolitik, termasuk keputusan Washington menunda aksi militer di Suriah dan hubungan yang lebih baik dengan Iran.
Kekhawatiran atas meningkatnya perselisihan politik di Libya, anggota dari kartel minyak OPEC, terus mendorong patokan minyak mentah Eropa, Brent. Sedikitnya 10 orang dilaporkan tewas dalam kekerasan di negara Afrika Utara setelah terjadi pemogokan tiga hari sebagai protes para milisi.
Para pengunjuk rasa dengan berbagai tuntutan telah memblokir terminal ekspor minyak dan gas sejak akhir Juli, menyebabkan pendapatan terjun 80 persen.
(dmd)