Output industri Zona Euro Oktober anjlok
A
A
A
Sindonews.com - Output industri Zona Euro meleset dari ekspektasi pasar, jatuh tajam pada Oktober 2013. Ini menjadi peringatan baru rapuhnya pemulihan ekonomi di blok mata uang tunggal tersebut.
Rebound ekonomi sebesar 9,5 triliun euro hampir terhenti pada kuartal ketiga (Q3) dan outlook tetap berkabut karena tingkat pengangguran tinggi, kepercayaan konsumen dan bisnis lemah.
Dilansir dari Reuters Kamis (12/12/2013), Badan Statistik Uni Eropa, Eurostat mencatat produksi industri di 17 negara mata uang tunggal Euro susut 1,1 persen, sebagai penurunan bulanan terbesar sejak September tahun lalu.
Sementara analis yang disurvei Reuters memperkirakan kenaikan 0,3 persen, setelah direvisi turun 0,2 persen pada September lalu.
"Semua angka produksi industri hari ini jelas menyoroti sifat pemulihan ekonomi Zona Euro bergelombang dan rapuh," kata Martin van Vliet, ekonom ING.
Penurunan bulanan dipimpin penyusutan 4,0 persen dalam produksi energi volatile. Diikuti penurunan produksi barang tahan lama sebesar 2,4 persen, seperti mobil dan elektronik. Kemudian, barang modal produksi berkurang sebesar 1,3 persen.
Produksi industri Jerman, ekonomi terbesar Eropa, turun 1,2 persen dari bulan ke bulan, kejatuhan terbesar sejak Juli. Sementara output perekonomian terbesar kedua, Prancis susut 0,3 persen secara bulanan untuk bulan kedua berturut-turut.
Irlandia, yang keluar bailout keuangan internasional, melihat produksi merosot 11,6 persen, kinerja terburuk sejak September tahun lalu.
"Pertumbuhan Zona Euro tampaknya terjebak dalam gigi rendah dengan tekanan disinflasi akan bertahan, sehingga menjaga kemungkinan tindakan lebih lanjut ECB (Bank Sentral Eropa)," ujar Vliet.
Seperti diketahui, ECB memangkas suku bunga ke rekor terendah 0,25 persen pada November sebagai reaksi penurunan tajam dalam inflasi dan pemulihan yang lemah.
Rebound ekonomi sebesar 9,5 triliun euro hampir terhenti pada kuartal ketiga (Q3) dan outlook tetap berkabut karena tingkat pengangguran tinggi, kepercayaan konsumen dan bisnis lemah.
Dilansir dari Reuters Kamis (12/12/2013), Badan Statistik Uni Eropa, Eurostat mencatat produksi industri di 17 negara mata uang tunggal Euro susut 1,1 persen, sebagai penurunan bulanan terbesar sejak September tahun lalu.
Sementara analis yang disurvei Reuters memperkirakan kenaikan 0,3 persen, setelah direvisi turun 0,2 persen pada September lalu.
"Semua angka produksi industri hari ini jelas menyoroti sifat pemulihan ekonomi Zona Euro bergelombang dan rapuh," kata Martin van Vliet, ekonom ING.
Penurunan bulanan dipimpin penyusutan 4,0 persen dalam produksi energi volatile. Diikuti penurunan produksi barang tahan lama sebesar 2,4 persen, seperti mobil dan elektronik. Kemudian, barang modal produksi berkurang sebesar 1,3 persen.
Produksi industri Jerman, ekonomi terbesar Eropa, turun 1,2 persen dari bulan ke bulan, kejatuhan terbesar sejak Juli. Sementara output perekonomian terbesar kedua, Prancis susut 0,3 persen secara bulanan untuk bulan kedua berturut-turut.
Irlandia, yang keluar bailout keuangan internasional, melihat produksi merosot 11,6 persen, kinerja terburuk sejak September tahun lalu.
"Pertumbuhan Zona Euro tampaknya terjebak dalam gigi rendah dengan tekanan disinflasi akan bertahan, sehingga menjaga kemungkinan tindakan lebih lanjut ECB (Bank Sentral Eropa)," ujar Vliet.
Seperti diketahui, ECB memangkas suku bunga ke rekor terendah 0,25 persen pada November sebagai reaksi penurunan tajam dalam inflasi dan pemulihan yang lemah.
(dmd)