Jatim fokus garap pasar dalam negeri hingga 50%
A
A
A
Sindonews.com - Provinsi Jawa Timur (Jatim) akan menggarap pasar dalam negeri pada 2014 sebesar 50 persen. Upaya itu dilakukan untuk menggenjot terget pertumbuhan ekonomi sebesar 6,9 persen hingga 7 persen pada tahun depan.
"Pada 2014, Provinsi Jawa Timur akan mengambil pasar dalam negeri hingga 50 persen. Teknisnya adalah melakukan subtitusi impor bahan baku dan penunjang yang saat ini mencapai 83 pesren," kata Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Senin (16/12/2013).
Langkah subtitusi ini untuk menghidari defisit neraca perdagangan. Saat ini, kata Soekarwo, nilai perdagangan antar pulau di Jatim cukup tinggi. Pada 2013 tercatat Rp620 triliun.
Soekarwo juga menjelaskan, outlook 2014 pertumbuhan ekonomi ditargetkan sekitar 6,8 persen hingga 6,9 persen. Jumlah tersebut akan terlampaui jika sejumlah smelter perdagangan di provinsi Jatim sudah siap. "Jika beberapa smelter ini siap, maka bisa sampai ke angka 7 persen," jelasnya.
Pada 2014, pergolakkan nilai dolar AS terhadap rupiah tidak akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Jatim. Pasalnya, Jatim diperkuat sektor UKM. Soekarwo mengakui secara keseluruhan bangsa Indonesia memang isu menjadi penting atau yang biasa disebut kontraktif ekonomi. "Isu-isu memang sedikit penting. Tapi prediksi saya setelah pilpres nanti akan stabil," ujarnya.
Kemudian, untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur tutup tahun 2013 ini mencapai Rp1.134 triliun. Jumlah ini meningkat dibanding 2012 mencapai Rp1.001,72 triliun.
Pada 2014 diprediksi akan meningkat karena Jatim akan mengeluarkan kebijakkan terkait PPh 21, PPh 25 dan PPh 29. "Tadi sudah saya bicarakan dengan kanwil Pajak PPh itu akan kita ambil 8 persen saja untuk Jatim. Karena kalau kita ambil keseluruhan maka Jakarta akan anjlok," pungkas dia.
"Pada 2014, Provinsi Jawa Timur akan mengambil pasar dalam negeri hingga 50 persen. Teknisnya adalah melakukan subtitusi impor bahan baku dan penunjang yang saat ini mencapai 83 pesren," kata Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Senin (16/12/2013).
Langkah subtitusi ini untuk menghidari defisit neraca perdagangan. Saat ini, kata Soekarwo, nilai perdagangan antar pulau di Jatim cukup tinggi. Pada 2013 tercatat Rp620 triliun.
Soekarwo juga menjelaskan, outlook 2014 pertumbuhan ekonomi ditargetkan sekitar 6,8 persen hingga 6,9 persen. Jumlah tersebut akan terlampaui jika sejumlah smelter perdagangan di provinsi Jatim sudah siap. "Jika beberapa smelter ini siap, maka bisa sampai ke angka 7 persen," jelasnya.
Pada 2014, pergolakkan nilai dolar AS terhadap rupiah tidak akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Jatim. Pasalnya, Jatim diperkuat sektor UKM. Soekarwo mengakui secara keseluruhan bangsa Indonesia memang isu menjadi penting atau yang biasa disebut kontraktif ekonomi. "Isu-isu memang sedikit penting. Tapi prediksi saya setelah pilpres nanti akan stabil," ujarnya.
Kemudian, untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur tutup tahun 2013 ini mencapai Rp1.134 triliun. Jumlah ini meningkat dibanding 2012 mencapai Rp1.001,72 triliun.
Pada 2014 diprediksi akan meningkat karena Jatim akan mengeluarkan kebijakkan terkait PPh 21, PPh 25 dan PPh 29. "Tadi sudah saya bicarakan dengan kanwil Pajak PPh itu akan kita ambil 8 persen saja untuk Jatim. Karena kalau kita ambil keseluruhan maka Jakarta akan anjlok," pungkas dia.
(izz)