Harga minyak di Asia bervariasi
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini bervariasi (mixed), karena investor mengantisipasi penurunan persediaan minyak mentah AS untuk pekan ketiga berturut-turut.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 15 sen menjadi USD97,37 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari turun dua sen menjadi USD108,42 per barel.
"Perkiraan bahwa stok minyak mentah AS mungkin telah dicelupkan sekitar tiga juta barel pada pekan lalu memberikan dukungan pada harga," kata Kenny Kan, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir AFP, Rabu (18/12/2013).
Analis rata-rata memperkirakan persediaan minyak mentah turun 2,7 juta barel untuk pekan yang berakhir 13 Desember (hasil survei Dow Jones Newswires).
Departemen Energi AS akan merilis laporan resmi persediaan minyak, Rabu (18/12/2013) waktu setempat. Penurunan diperkirakan akan mengikuti penarikan persediaan 10,6 juta barel dalam pekan hingga 6 Desember, sebagai penyusutan kedua berturut-turut setelah 10 minggu mengalami kenaikan (telah menambah persediaan menjadi lebih dari 35 juta barel).
Menurut Kan, investor juga menunggu keputusan Federal Reserve AS (The Fed) apakah akan mulai menarik kembali skala program stimulus USD85 miliar per bulan.
Tapering off kemungkinan akan mengirimkan greenback lebih tinggi, yang pada gilirannya membuat minyak dihargakan dalam dolar (USD) lebih mahal untuk orang yang menggunakan mata uang lain.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 15 sen menjadi USD97,37 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari turun dua sen menjadi USD108,42 per barel.
"Perkiraan bahwa stok minyak mentah AS mungkin telah dicelupkan sekitar tiga juta barel pada pekan lalu memberikan dukungan pada harga," kata Kenny Kan, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir AFP, Rabu (18/12/2013).
Analis rata-rata memperkirakan persediaan minyak mentah turun 2,7 juta barel untuk pekan yang berakhir 13 Desember (hasil survei Dow Jones Newswires).
Departemen Energi AS akan merilis laporan resmi persediaan minyak, Rabu (18/12/2013) waktu setempat. Penurunan diperkirakan akan mengikuti penarikan persediaan 10,6 juta barel dalam pekan hingga 6 Desember, sebagai penyusutan kedua berturut-turut setelah 10 minggu mengalami kenaikan (telah menambah persediaan menjadi lebih dari 35 juta barel).
Menurut Kan, investor juga menunggu keputusan Federal Reserve AS (The Fed) apakah akan mulai menarik kembali skala program stimulus USD85 miliar per bulan.
Tapering off kemungkinan akan mengirimkan greenback lebih tinggi, yang pada gilirannya membuat minyak dihargakan dalam dolar (USD) lebih mahal untuk orang yang menggunakan mata uang lain.
(dmd)