Pemerintah yakin ekonomi RI 2014 tumbuh 6%

Kamis, 19 Desember 2013 - 14:32 WIB
Pemerintah yakin ekonomi...
Pemerintah yakin ekonomi RI 2014 tumbuh 6%
A A A
Sindonews.com - Meski Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 berada pada kisaran 5,3% atau melambat jika dibandingkan pertumbuhan tahun ini sebesar 5,7 persen, namun pemerintah tetap optimistis menatap tahun depan.

"Pemerintah tetap berupaya pertumbuhan ekonomi 2014 tetap terjaga tinggi dan tidak serendah seperti proyeksi IMF dan Bank Dunia. Pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 6 persen pada 2014," kata Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah seperti dikutip dari laman Setkab, Kamis (19/12/2013).

Menurutnya, dua mesin pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi dan investasi yang masih tinggi pada 2014. Belanja Pemilu 2014 diprediksi akan memberikan kontribusi 0,3-06 persen pada pertumbuhan ekonomi 2014. Sementara, tren investasi langsung baik PMDN dan PMA juga masih tinggi.

Sedang konsumsi rumah tangga setelah inflasi yang dapat dikendalikan di bawah 8,5 persen pada 2013, akan dapat menjadi modal menjelang 2014. Dia menuturkan, ekonomi negara maju dan China pada 2014 juga diperkirakan membaik.

Hal ini juga dapat meningkatkan ekspor Indonesia pada 2014. "Pemerintah akan terus mewaspadai potensi gejolak eksternal dan belum pulih benarnya perekonomian dunia. Namun dengan rilis The Fed yang mengurangi USD10 miliar memberikan kepastian tapering off dan langkah-langkah stabilisasi pasar keuangan nasional," papar Firmanzah.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia in mengatakan, proyeksi Bank Dunia dan IMF yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 hanya didasarkan pada melemahnya harga komoditas. Sehingga menurunkan kinerja ekspor Indonesia.

Alasannya, lanjut dia, menurut Bank Dunia sebagian ekspor Indonesia adalah ekspor komoditas seperti batu bara dan kelapa sawit. "Harga kedua komoditas tersebut diperkirakan tidak akan mengalami kenaikan hingga dua tahun ke depan atau berada dalam posisi stagnan," jelasnya.

Hal lain yang dianggap menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah masalah defisit neraca transaksi berjalan. Ini disebabkan tingginya impor minyak dan barang konsumsi Indonesia, yang tidak hanya membuat pelambatan ekonomi tapi juga berdampak pada pelemahan rupiah.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7088 seconds (0.1#10.140)