Harga minyak di Asia mendatar
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini mendatar dalam suasana libur akhir tahun, karena investor membukukan keuntungan sebelum Tahun Baru.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, bertambah dua sen menjadi USD99,31 per barel pada perdagangan pertengahan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari, naik lima sen menjadi USD111,26 per barel.
WTI jatuh USD1,03 di New York akibat profit taking, Senin (30/12/2013) waktu setempat, setelah ditutup di atas level psikologis penting USD100 pada Jumat (27/12/2013), didukung sentimen optimis permintaan di Amerika Serikat. Sementara Brent ditutup 97 sen lebih rendah dalam perdagangan di London. Di sisi lain, pasar keuangan di Tokyo, Manila, Seoul, Bangkok dan Jakarta tutup karena hari libur publik.
Dilansir dari Business Rocorder, Selasa (31/12/2013), Tan Chee Tat, analis investasi Phillip Futures, Singapura mengatakan, investor diminta terlibat dalam profit taking di akhir tahun ketika pasar tidak begitu aktif.
Harga minyak juga di bawah tekanan menyusul komentar dari perusahaan minyak nasional Libya bahwa beberapa operasi di negara itu telah kembali.
Output dari negara Afrika Utara telah terpukul oleh blokade selama berbulan-bulan dari terminal ekspor utama oleh demonstran bersenjata. Investor prihatin atas kekerasan yang meningkat di produsen minyak fledgling Sudan Selatan, setelah PBB mengatakan konflik bersenjata semakin tinggi.
Lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas sejak pertempuran antara pasukan setia Presiden Salva Kiir dan mantan wakil presiden Riek Machar pecah, pada 15 Desember lalu. Para pengamat mencatat, negara tersebut biasanya mengekspor sekitar 220.000 barel minyak mentah per hari ke Jepang, Malaysia dan China.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, bertambah dua sen menjadi USD99,31 per barel pada perdagangan pertengahan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari, naik lima sen menjadi USD111,26 per barel.
WTI jatuh USD1,03 di New York akibat profit taking, Senin (30/12/2013) waktu setempat, setelah ditutup di atas level psikologis penting USD100 pada Jumat (27/12/2013), didukung sentimen optimis permintaan di Amerika Serikat. Sementara Brent ditutup 97 sen lebih rendah dalam perdagangan di London. Di sisi lain, pasar keuangan di Tokyo, Manila, Seoul, Bangkok dan Jakarta tutup karena hari libur publik.
Dilansir dari Business Rocorder, Selasa (31/12/2013), Tan Chee Tat, analis investasi Phillip Futures, Singapura mengatakan, investor diminta terlibat dalam profit taking di akhir tahun ketika pasar tidak begitu aktif.
Harga minyak juga di bawah tekanan menyusul komentar dari perusahaan minyak nasional Libya bahwa beberapa operasi di negara itu telah kembali.
Output dari negara Afrika Utara telah terpukul oleh blokade selama berbulan-bulan dari terminal ekspor utama oleh demonstran bersenjata. Investor prihatin atas kekerasan yang meningkat di produsen minyak fledgling Sudan Selatan, setelah PBB mengatakan konflik bersenjata semakin tinggi.
Lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas sejak pertempuran antara pasukan setia Presiden Salva Kiir dan mantan wakil presiden Riek Machar pecah, pada 15 Desember lalu. Para pengamat mencatat, negara tersebut biasanya mengekspor sekitar 220.000 barel minyak mentah per hari ke Jepang, Malaysia dan China.
(dmd)