Pelemahan rupiah bikin neraca perdagangan surplus
A
A
A
Sindonews.com - Pelemahan rupiah masih menjadi salah satu alasan terdongkraknya angka ekspor, sehingga neraca perdagangan November surplus hingga USD776,8 juta.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, dengan terdepresiasinya nilai tukar rupiah berdampak pada melemahnya harga komoditas asal ekspor Indonesia. Kondisi ini menarik di mata negara-negara lain.
"Mumpung harga murah, orang dari luar negeri memiliki kesempatan untuk membeli lebih banyak (barang kita). Sehingga mendorong ekspor kita," ujar Sasmito di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (2/1/2014).
Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga adalah crude palm oil (CPO) dan juga batu bara. Di mana, penurunan harga komditas akibat depresiasi rupiah malah membuat ekspornya melonjak.
"Apalagi pada Desember dari harga perdagangan besar seperti timah dan karet di Desember mengalami kenaikan," ujarnya.
Namun, Sasmito masih belum mau memperkirakan potensi surplus maupun defisit neraca perdagangan pada Desember walaupun November terjadi surplus perdagangan cukup besar.
"Kita lihat impor menjelang natal dan tahun baru besar enggak. Kalau ekspor kita berharap minimum volume sama," pungkas dia.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, dengan terdepresiasinya nilai tukar rupiah berdampak pada melemahnya harga komoditas asal ekspor Indonesia. Kondisi ini menarik di mata negara-negara lain.
"Mumpung harga murah, orang dari luar negeri memiliki kesempatan untuk membeli lebih banyak (barang kita). Sehingga mendorong ekspor kita," ujar Sasmito di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (2/1/2014).
Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga adalah crude palm oil (CPO) dan juga batu bara. Di mana, penurunan harga komditas akibat depresiasi rupiah malah membuat ekspornya melonjak.
"Apalagi pada Desember dari harga perdagangan besar seperti timah dan karet di Desember mengalami kenaikan," ujarnya.
Namun, Sasmito masih belum mau memperkirakan potensi surplus maupun defisit neraca perdagangan pada Desember walaupun November terjadi surplus perdagangan cukup besar.
"Kita lihat impor menjelang natal dan tahun baru besar enggak. Kalau ekspor kita berharap minimum volume sama," pungkas dia.
(izz)