Repsol jual aset LNG ke Shell USD4,1 M
A
A
A
Sindonews.com - Kelompok perusahaan minyak Spanyol, Repsol mengumumkan telah menjual aset gas alam cair (LNG) ke Royal Dutch Shell sebesar USD4,1 miliar (3 miliar euro) dalam upaya memangkas beban utang.
Dilansir dari AFP, Kamis (2/1/2014), Repsol menyerahkan aset LNG di Peru dan Trinidad & Tobago ke pemasok LNG terbesar di dunia, Shell sebagai bagian rencana penyehatan keuangan.
Kelompok Spanyol telah berjuang untuk mendapatkan kembali pijakan keuangan dan menghindari penurunan peringkat kredit ke status junk bond - karena penyitaan anak perusahaan YPF yang menguntungkan oleh pemerintah Argentina pada 2012.
Penjualan aset LNG Repsol untuk Shell mengikuti penjualan kecil pembangkit energi Basque ke BP sebesar USD200 juta pada Oktober lalu, membawa gabungan pendapatan sebesar USD4,3 miliar.
Repsol mengatakan, penjualan tersebut menghasilkan net laba USD2,9 miliar dan keuntungan modal untuk perusahaan. "Repsol akan mengurangi utang bersih sebesar USD3,3 miliar dan secara signifikan memperkuat neraca," ujarnya.
Terkait kasus YPF, Presiden Argentina Cristina Kirchner beberapa waktu lalu telah memerintahkan nasionalisasi saham Repsol YPF sebesar 51 persen pada April 2012, akibat kegagalan Repsol melakukan investasi. Keputusan itu memperburuk hubungan antara Argentina dan Spanyol, yang ikut memicu kemarahan termasuk Uni Eropa.
Setelah YPF diambil, Repsol mengajukan keluhan terhadap Argentina melalui panel arbitrase Bank Dunia, untuk mengugat ganti rugi USD10,5 miliar di pengadilan New York.
Dilansir dari AFP, Kamis (2/1/2014), Repsol menyerahkan aset LNG di Peru dan Trinidad & Tobago ke pemasok LNG terbesar di dunia, Shell sebagai bagian rencana penyehatan keuangan.
Kelompok Spanyol telah berjuang untuk mendapatkan kembali pijakan keuangan dan menghindari penurunan peringkat kredit ke status junk bond - karena penyitaan anak perusahaan YPF yang menguntungkan oleh pemerintah Argentina pada 2012.
Penjualan aset LNG Repsol untuk Shell mengikuti penjualan kecil pembangkit energi Basque ke BP sebesar USD200 juta pada Oktober lalu, membawa gabungan pendapatan sebesar USD4,3 miliar.
Repsol mengatakan, penjualan tersebut menghasilkan net laba USD2,9 miliar dan keuntungan modal untuk perusahaan. "Repsol akan mengurangi utang bersih sebesar USD3,3 miliar dan secara signifikan memperkuat neraca," ujarnya.
Terkait kasus YPF, Presiden Argentina Cristina Kirchner beberapa waktu lalu telah memerintahkan nasionalisasi saham Repsol YPF sebesar 51 persen pada April 2012, akibat kegagalan Repsol melakukan investasi. Keputusan itu memperburuk hubungan antara Argentina dan Spanyol, yang ikut memicu kemarahan termasuk Uni Eropa.
Setelah YPF diambil, Repsol mengajukan keluhan terhadap Argentina melalui panel arbitrase Bank Dunia, untuk mengugat ganti rugi USD10,5 miliar di pengadilan New York.
(dmd)