Gita tak sepakat November surplus karena rupiah

Jum'at, 03 Januari 2014 - 15:57 WIB
Gita tak sepakat November...
Gita tak sepakat November surplus karena rupiah
A A A
Sindonews.com - Menteri Perdagangan (Mendag), Gita Wirjawan tidak sepakat dengan efek pelemahan rupiah yang menjadi faktor utama di balik surplus neraca perdagangan November sebesar USD776,8 juta.

Meski mengakui pelemahan rupiah membawa efek terhadap surplus, namun Gita menyebut surplus November terjadi karena membaiknya permintaan (demand). Selain itu juga dengan menguatnya harga komoditas asal Indonesia.

"Ada penguatan harga produk seperti timah dan CPO (crude palm oil), serta menguatnya permintaan di negara maju. Jadi bukan hanya efek pelemahan rupiah," terang Gita di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (3/1/2013).

Dia mengatakan, kedua hal itu variabel yang dominan dalam surplus terbesar sepanjang 2013 tersebut, di mana volume ekspor sepanjang Januari sampai November meningkat di atas 30 persen.

"Memang ada penurunan harga beberapa komditas tetapi harga CPO stabil ke atas ditambah demand dari negara maju naik ke atas. Itu faktor yang lebih besar dibandingkan pelemahan rupiah," ujarnya.

Gita juga mengaku belum mengetahui banyak apabila surplus ini disebabkan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan (BI Rate). "Tapi kenaikan interest rate itu untuk memperbaiki rupiah, terkorelasi dari penguatan sektor riil," pungkas Mendag.

Seperti diberitakan sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, dengan terdepresiasinya nilai tukar rupiah berdampak pada melemahnya harga komoditas asal ekspor Indonesia. Kondisi ini menarik di mata negara-negara lain.

"Mumpung harga murah, orang dari luar negeri memiliki kesempatan untuk membeli lebih banyak (barang kita). Sehingga mendorong ekspor kita," ujar Sasmito di Gedung BPS, Jakarta, kemarin.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0734 seconds (0.1#10.140)