Harga minyak global naik tipis

Jum'at, 03 Januari 2014 - 21:15 WIB
Harga minyak global naik tipis
Harga minyak global naik tipis
A A A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini sedikit menguat, setelah jatuh tajam di hari sebelumnya, karena investor menunggu rilis data kunci persediaan energi Amerika Serikat (AS).

Minyak mentah Brent North Sea untuk Februari naik 46 sen menjadi USD108,25 per barel di London. Sementara kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, bertambah hanya satu persen menjadi USD95,45 per barel.

"Brent berjangka rebound dari kerugian kemarin dan naik lebih tinggi pada Jumat di atas USD108 per barel, meskipun perkiraan peningkatan pasokan minyak mentah di Libya membatasi keuntungan," kata analis Sucden, Myrto Sokou, seperti dilansir dari AFP, Jumat (3/1/2014).

"Data PMI China cukup mengecewakan, termasuk manufaktur dan jasa yang baru-baru ini mendominasi pasar, menambah tekanan terhadap harga komoditas di tengah kekhawatiran baru kemungkinan perlambatan ekonomi China," ungkapnya.

China adalah konsumen minyak terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Namun, menurut Sokou, hari ini fokus utama akan beralih ke rilis mingguan persediaan minyak AS yang bisa memberikan pandangan yang lebih baik.

Administrasi Informasi Energi (EIA) biasanya melaporkan persediaan minyak setiap Rabu, namun ditunda karena liburan Tahun Baru. Menurut analis yang disurvei Dow Jones Newswires, perkiraan rata-rata pasokan minyak mentah AS turun 2,2 juta barel untuk pekan lalu, penurunan kelima berturut-turut setelah 10 pekan reli naik.

Minyak mentah berjangka telah jatuh pada Kamis, dengan WTI kehilangan USD2,98 dan Brent susut USD3,02, menyusul berita bahwa ladang utama Libya kembali akan produksi akhir pekan ini.

"Harga Brent turun lebih dari USD3 per barel kemarin, karena kekhawatiran pasokan di Libya dan perkiraan bahwa stok akan meningkat tajam," ujar analis Inenco, Lucy Sidebotham.

"Pemerintah Libya sedang mempersiapkan untuk membuka kembali salah satu ladang minyak yang lebih besar di El Sharara dalam beberapa hari ke depan, setelah pengunjuk rasa setuju menghentikan serangan yang telah memangkas produksi ladang selama tiga bulan," tambahnya.

Juru bicara National Oil Corporation (NOC) Libya mengatakan, sebanyak 330.000 barel per hari di lapangan El Sharara diperkirakan akan melanjutkan output normal dalam dua atau tiga hari, setelah demonstran yang memblokir produksi keluar.

Produksi minyak di Libya telah jatuh ke sekitar 250.000 barel per hari, dari hampir 1,5 juta dalam menghadapi tuntutan demonstran bersenjata untuk otonomi daerah dan suara yang lebih besar terhadap distribusi pendapatan minyak.

Di sisi lain, minyak terguncang ledakan besar yang menghantam pipa menuju pelabuhan Turki, Ceyhan di provinsi Salaheddin sebelah utara Baghdad. Menurut pejabat setempat, api telah padam dan perbaikan telah dimulai.

Irak sangat bergantung pada ekspor minyak dan pemerintah berusaha mendongkrak penjualan di tahun-tahun mendatang untuk mendanai rekonstruksi infrastruktur yang hancur.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7767 seconds (0.1#10.140)