Takut rugi, pedagang enggan jual elpiji 12 kg
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah pedagang di Samarinda, Kalimantan Timur enggan menjual elpiji ukuran 12 kilogram. Alasannya, dengan harga yang tinggi mereka takut mengalami kerugian.
Dari pantauan wartawan di sejumlah toko Jalan KH Wahid Hasyim, hanya beberapa pedagang yang menjual gas elpiji ukuran 12 kilogram. Akibat harga yang diberikan agen sangat tinggi, mereka menunda menjual elpiji ukuran tersebut.
“Dari agen saja kami sudah dikasih harga Rp140 ribu. Karena takut rugi, jadi saya tolak dulu,” kata seorang pemilik toko, Andre, Sabtu (4/1/2014).
Pedagang lain juga melakukan hal yang sama. Mereka kebingungan menetapkan harga jual dan memilih tidak menambah stok baru. Rencananya, sampai ada kepastian harga di pasaran baru para pedagang menjual kembali gas elpiji 12 kilogram.
“Mau jual sekian, toko lain jual sekian. Ini kan membingungkan. Kalau beda, takut kita kemahalan. Kalau kemurahan, kita juga yang rugi,” jelas Andre.
Menurutnya, rata-rata pedagang di Samarinda menjual elpiji 12 kilogram sebesar Rp145 ribu-Rp150 ribu. Meski kenaikan cukup signifikan, sejauh ini di wilayah tersebut belum banyak yang beralih ke elpiji 3 kg.
Dari pantauan wartawan di sejumlah toko Jalan KH Wahid Hasyim, hanya beberapa pedagang yang menjual gas elpiji ukuran 12 kilogram. Akibat harga yang diberikan agen sangat tinggi, mereka menunda menjual elpiji ukuran tersebut.
“Dari agen saja kami sudah dikasih harga Rp140 ribu. Karena takut rugi, jadi saya tolak dulu,” kata seorang pemilik toko, Andre, Sabtu (4/1/2014).
Pedagang lain juga melakukan hal yang sama. Mereka kebingungan menetapkan harga jual dan memilih tidak menambah stok baru. Rencananya, sampai ada kepastian harga di pasaran baru para pedagang menjual kembali gas elpiji 12 kilogram.
“Mau jual sekian, toko lain jual sekian. Ini kan membingungkan. Kalau beda, takut kita kemahalan. Kalau kemurahan, kita juga yang rugi,” jelas Andre.
Menurutnya, rata-rata pedagang di Samarinda menjual elpiji 12 kilogram sebesar Rp145 ribu-Rp150 ribu. Meski kenaikan cukup signifikan, sejauh ini di wilayah tersebut belum banyak yang beralih ke elpiji 3 kg.
(dmd)