Harga elpiji 3 kg di Ambarawa Rp20 ribu/tabung
A
A
A
Sindonews.com - Meski PT Pertamina (Persero) telah menurunkan harga elpiji 12 kg, namun kebijakan tersebut tidak bisa mengurai gejolak di masyarakat. Hal ini seperti terjadi di daerah Ambarawa dan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Masyarakat masih mengeluhkan dampak yang ditimbulkan dari kenaikan harga elpiji non subsidi. Salah satu dampak yang dikeluhkan warga adalah kenaikan harga elpiji 3 kg di tingkat pengecer. Di beberapa daerah di Ambarawa dan Bawen hingga saat ini harga elpiji bersubsidi masih tinggi, yakni Rp20 ribu per tabung.
Heru Santoso, warga Kupang Rengas, Kecamatan Ambarawa menuturkan, seiring kenaikan harga elpiji 12 kg, harga elpiji 3 kg di tingkat pengecer juga naik. Kenaikannya bervariasi antara Rp3.500 hingga Rp4.500 per tabung.
"Sebelumnya, harga elpiji 3 kg di Kupang Rengas antara Rp15.000 hingga Rp16.500 per tabung. Setelah harga elpiji 12 kg naik, harga elpiji 3 kg ikut naik rata-rata menjadi Rp20.000 per tabung. Hingga kini belum turun meski harga elpiji 12 kg sudah turun," ujarnya, Rabu (8/1/2014).
Menurut dia, tingginya harga elpiji 3 kg ini sangat dikeluhkan warga. Sebab mereka harus menambah biaya pembelian elpiji.
"Setiap bulan kebutuhan gas rumah tangga saya mencapai enam tabung. Jika gas naik Rp4.500 per tabung, saya harus menambah pengeluaran pembelian gas sebanyak Rp27.000 per bulan," ujarnya.
Selain harganya naik, pasokan elpiji 3 kg di Ambarawa juga tersendat. Sehingga, elpiji 3 kg menjadi langka dan warga kesulitan mendapatkan bahan bakar rumah tangga tersebut.
"Kondisi ini sangat menyulitkan warga. Kami minta pemerintah segera melakukan langkah untuk mengatasi masalah ini," ucapnya.
Sementara, hal yang sama juga terjadi di beberapa daerah di Kota Salatiga. Pasca kenaikan harga elpiji 12 kg, harga elpiji 3 kg di tingkat pengecer mengalami kenaikan menjadi antara Rp17.000 hingga Rp18.000 per tabung.
"Harga naik karena ada pengurangan jatah dari agen dan peningkatan konsumen. Sekarang agen membatasi pasokan ke pangkalan maksimal 8 tabung per hari," ujar Muslikah, salah seorang pengecer elpiji 3 kg di Blotongan.
Dia mengatakan, pembatasan pasokan tersebut sangat dikeluhkan pengecer dan warga. Sebab, penjualan menjadi berkurang dan warga kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg.
"Banyak warga kecele dan mereka harus mencari gas ke pengecer yang masih memiliki stok. Saya berharap pasokan segera normal kembali agar pendapatan bisa stabil lagi," katanya.
Masyarakat masih mengeluhkan dampak yang ditimbulkan dari kenaikan harga elpiji non subsidi. Salah satu dampak yang dikeluhkan warga adalah kenaikan harga elpiji 3 kg di tingkat pengecer. Di beberapa daerah di Ambarawa dan Bawen hingga saat ini harga elpiji bersubsidi masih tinggi, yakni Rp20 ribu per tabung.
Heru Santoso, warga Kupang Rengas, Kecamatan Ambarawa menuturkan, seiring kenaikan harga elpiji 12 kg, harga elpiji 3 kg di tingkat pengecer juga naik. Kenaikannya bervariasi antara Rp3.500 hingga Rp4.500 per tabung.
"Sebelumnya, harga elpiji 3 kg di Kupang Rengas antara Rp15.000 hingga Rp16.500 per tabung. Setelah harga elpiji 12 kg naik, harga elpiji 3 kg ikut naik rata-rata menjadi Rp20.000 per tabung. Hingga kini belum turun meski harga elpiji 12 kg sudah turun," ujarnya, Rabu (8/1/2014).
Menurut dia, tingginya harga elpiji 3 kg ini sangat dikeluhkan warga. Sebab mereka harus menambah biaya pembelian elpiji.
"Setiap bulan kebutuhan gas rumah tangga saya mencapai enam tabung. Jika gas naik Rp4.500 per tabung, saya harus menambah pengeluaran pembelian gas sebanyak Rp27.000 per bulan," ujarnya.
Selain harganya naik, pasokan elpiji 3 kg di Ambarawa juga tersendat. Sehingga, elpiji 3 kg menjadi langka dan warga kesulitan mendapatkan bahan bakar rumah tangga tersebut.
"Kondisi ini sangat menyulitkan warga. Kami minta pemerintah segera melakukan langkah untuk mengatasi masalah ini," ucapnya.
Sementara, hal yang sama juga terjadi di beberapa daerah di Kota Salatiga. Pasca kenaikan harga elpiji 12 kg, harga elpiji 3 kg di tingkat pengecer mengalami kenaikan menjadi antara Rp17.000 hingga Rp18.000 per tabung.
"Harga naik karena ada pengurangan jatah dari agen dan peningkatan konsumen. Sekarang agen membatasi pasokan ke pangkalan maksimal 8 tabung per hari," ujar Muslikah, salah seorang pengecer elpiji 3 kg di Blotongan.
Dia mengatakan, pembatasan pasokan tersebut sangat dikeluhkan pengecer dan warga. Sebab, penjualan menjadi berkurang dan warga kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg.
"Banyak warga kecele dan mereka harus mencari gas ke pengecer yang masih memiliki stok. Saya berharap pasokan segera normal kembali agar pendapatan bisa stabil lagi," katanya.
(izz)