Sentimen ini pengaruhi pasar reksa dana 2014

Kamis, 09 Januari 2014 - 11:16 WIB
Sentimen ini pengaruhi...
Sentimen ini pengaruhi pasar reksa dana 2014
A A A
Sindonews.com - Pasar reksa dana Indonesia pada tahun ini masih akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen lanjutan dari tahun sebelumnya.

"Secara umum, menurut kami faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi pergerakan reksa dana di tahun ini tidak terlalu berbeda dengan tahun 2013," kata analis riset PT Infovesta Utama Vilia Wati kepada Sindonews, belum lama ini.

Dia menjelaskan, sentimen yang mempengaruhi kinerja reksa dana pada tahun lalu berasal dari domestik, regional maupun global. Sentimen domestik berupa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dan rilis neraca perdagangan.

Kendati demikian, nilai tukar rupiah terhadap USD pada 31 Desember 2013 berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI ditutup pada level Rp12.189 per USD. Posisi ini menguat 81 poin dibanding hari sebelumnya di level Rp12.270 per USD.

Sementara neraca perdagangan Indonesia meski sempat defisit, namun pada bulan November 2013 mengalami surplus sebesar USD776,8 juta atau melonjak USD734,4 juta dibanding bulan sebelumnya USD42,4 juta. Surplus neraca dagang ini tertinggi sejak April 2012.

Adapun sentimen regional pada tahun lalu adalah kekhawatiran pelaku pasat terhadap potensi krisis likuiditas di pasar keuangan China. Sedangkan, sentimen global adalah antisipasi pasar akan kepastian pengurangan stimulus oleh Bank Sentral Amerika Serikat (the Fed), dimana pemangkasan pembelian oblgasi bulanan akan dimulai Januari 2014.

Dengan sentimen tersebut, kinerja reksa dana pada akhir tahun lalu meski tidak sebaik tahun sebelumnya, namun menunjukkan perbaikan dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Berdasarkan data PT Infovesta Utama, dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) minus 0,89 persen, kinerja reksa dana saham dari sisi imbal hasil (return) hingga akhir tahun lalu tercatat minus 3,66 persen.

Adapun, kinerja reksa dana campuran minus 1,59 persen dan pendapatan tetap minus 4,53 persen. Dibanding tahun sebelumnya, IHSG membukukan kinerja 12,94 persen, reksa dana saham 10,06 persen, campuran 7,59 persen dan pendapatan tetap melesat 12,94 persen.

Sementara tahun ini, Vilia menuturkan, sentimen domestik seperti permasalahan nilai tukar rupiah terhadap USD, neraca perdagangan dan suku bunga acuan (BI Rate) masih akan mempengaruhi kinerja reksa dana.

"Tak hanya itu, kelancaran pelaksanaan pemilu serta hasil pemilu juga berpotensi menjadi salah satu isu penggerak bursa," ujar dia. Adapun sentimen dari global berasal dari pembicaraan lanjutan mengenai batas utang AS.

Dengan sejumlah sentimen yang masih membayangi pasar reksa dana Tanah Air, Infovesta memproyeksikan reksa dana saham masih berpotensi memberi return 9-12 persen, campuran sekitar 8-10 persen dan pendapatan tetap 6-7 persen.

Pertumbuhan reksa dana pada tahun ini, diantaranya akan didukung perluasan agen reksa dana dan ditangguhkannya pajak obligasi pada reksa dana sebesar 15 persen hingga 2016 mendatang. Dengan demikian, investor masih dikenakan pajak seperti tahun lalu, yakni sebesar 5 persen.

Penangguhan pajak obligasi pada reksa dana serta perluasan agen penjual reksa dana, Vilia berharap dapat menarik minat calon investor, sehingga jumlah investor reksa dana dapat meningkat dan dapat menjangkau kota-kota di seluruh Indonesia.

"Ditangguhkannya kenaikan pajak obligasi pada reksa dana di tahun ini menjadi kabar baik dan insentif bagi investor reksa dana, di mana investor dikenakan pajak yang masih sama dengan tahun sebelumnya, yang lebih rendah dibandingkan pajak yang dikenakan pada investor jika berinvestasi langsung pada obligasi," tutur Vilia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0677 seconds (0.1#10.140)