PTPN X berharap dapat mengurangi penggunaan BBM
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X Subiyono mengatakan, pendirian pabrik bioetanol di Mojokerto, Jawa Timur yang terintegrasi dengan pabrik gula, diharapkan bisa berkontribusi dalam upaya meningkatkan penggunaan energi terbarukan di tanah air.
Menurut Subiyono, pabrik ini sekaligus menjadi model bagi pengembangan industri gula yang terintegrasi dari hulu ke hilir, sehingga industri gula tidak hanya menjual gula saja.
“Pabrik bioetanol itu sendiri merupakan kerja sama antara NEDO Jepang dan Kementerian Perindustrian. NEDO memberikan hibah melalui Kementerian Perindustrian yang lalu dikerjasamakan dengan PTPN X,” papar Subiyono.
Total investasi di pabrik bioetanol itu mencapai Rp461,21 miliar dengan skema pendanaan terdiri atas hibah NEDO Jepang sebesar Rp150 miliar dan dana internal PTPN X sebesar Rp311,21 miliar.
Dia mengatakan, nantinya, bioetanol itu berbahan baku tetes tebu (molasses) yang merupakan produk samping dari pabrik gula. Kebutuhan bahan baku pabrik bioetanol itu sebesar 120.000 ton tetes tebu.
“Selama ini, tetes tebu yang dihasilkan pabrik gula kami hanya dijual dalam bentuk mentah ke perusahaan lain yang mengolahnya untuk dibikin bumbu masak dan sejenisnya,” imbuh dia.
Untuk itu, lanjutnya, dengan membangun pabrik bioetanol, perseroan dapat meningkatkan nilai tambah. Sehingga industri gula tidak hanya jualan gula. Sementara dari sisi energi, kehadiran pabrik bioetanol diharapkan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak bumi.
Menurutnya, upaya untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar nabati (BBN) seperti bioetanol sangat diperlukan untuk mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM).
Menurut Subiyono, pabrik ini sekaligus menjadi model bagi pengembangan industri gula yang terintegrasi dari hulu ke hilir, sehingga industri gula tidak hanya menjual gula saja.
“Pabrik bioetanol itu sendiri merupakan kerja sama antara NEDO Jepang dan Kementerian Perindustrian. NEDO memberikan hibah melalui Kementerian Perindustrian yang lalu dikerjasamakan dengan PTPN X,” papar Subiyono.
Total investasi di pabrik bioetanol itu mencapai Rp461,21 miliar dengan skema pendanaan terdiri atas hibah NEDO Jepang sebesar Rp150 miliar dan dana internal PTPN X sebesar Rp311,21 miliar.
Dia mengatakan, nantinya, bioetanol itu berbahan baku tetes tebu (molasses) yang merupakan produk samping dari pabrik gula. Kebutuhan bahan baku pabrik bioetanol itu sebesar 120.000 ton tetes tebu.
“Selama ini, tetes tebu yang dihasilkan pabrik gula kami hanya dijual dalam bentuk mentah ke perusahaan lain yang mengolahnya untuk dibikin bumbu masak dan sejenisnya,” imbuh dia.
Untuk itu, lanjutnya, dengan membangun pabrik bioetanol, perseroan dapat meningkatkan nilai tambah. Sehingga industri gula tidak hanya jualan gula. Sementara dari sisi energi, kehadiran pabrik bioetanol diharapkan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak bumi.
Menurutnya, upaya untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar nabati (BBN) seperti bioetanol sangat diperlukan untuk mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM).
(gpr)