Harga minyak dunia tergelincir
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak mentah di perdagangan global hari ini tergelincir, di saat investor menunggu rilis data pekerjaan AS, dengan beberapa dukungan datang dari permintaan kuat bahan bakar pemanas di Amerika Serikat.
Dilansir dari AFP, Jumat (7/2/2014), Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, turun 39 sen menjadi USD97,45 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Maret, merosot tujuh sen menjadi USD107,12 per barel.
Kemarin, WTI mencapai titik puncak sebesar USD98,83 per barel, level tertinggi tahun ini, memberikan suasana positif menjelang angka pekerjaan AS, Jumat waktu setempat.
Kenny Kan, analis pasar CMC Markets, Singapura mengatakan, harga tetap didukung oleh harapan laporan non-farm payrolls AS yang akan memberikan sinyal "prospek perbaikan ekonomi".
Investor juga diberi tumpangan klaim baru untuk manfaat asuransi pengangguran di AS, yang mengindikasikan laju PHK di seluruh perekonomian pada pekan lalu jatuh.
Pengamat pasar berekspektasi data pekerjaan pada Jumat menunjukkan rebound dari pertumbuhan yang lemah pada Desember 2013, memprediksi bahwa 175.000 pada Januari, dengan tingkat pengangguran berada di angka 6,7 persen.
Harga minyak mentah dalam beberapa pekan terakhir juga didukung permintaan kuat bahan bakar pemanas di Amerika Serikat akibat cuaca dingin yang luar biasa.
Stok sulingan AS, yang mencakup diesel dan minyak pemanas, dalam empat pekan hingga 31 Januari 2014 turun secara berturut-turut. Di mana sulingan turun 2,4 juta barel, lebih dari perkiraan 2,0 juta barel.
Badai salju di timur laut AS telah mengganggu ribuan penerbangan dan menyebabkan kekacauan lalu lintas. Tercatat , lebih dari 600.000 orang tanpa listrik, karena angin kencang dan hujan es merobohkan pepohonan serta tiang listrik.
Dilansir dari AFP, Jumat (7/2/2014), Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, turun 39 sen menjadi USD97,45 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Maret, merosot tujuh sen menjadi USD107,12 per barel.
Kemarin, WTI mencapai titik puncak sebesar USD98,83 per barel, level tertinggi tahun ini, memberikan suasana positif menjelang angka pekerjaan AS, Jumat waktu setempat.
Kenny Kan, analis pasar CMC Markets, Singapura mengatakan, harga tetap didukung oleh harapan laporan non-farm payrolls AS yang akan memberikan sinyal "prospek perbaikan ekonomi".
Investor juga diberi tumpangan klaim baru untuk manfaat asuransi pengangguran di AS, yang mengindikasikan laju PHK di seluruh perekonomian pada pekan lalu jatuh.
Pengamat pasar berekspektasi data pekerjaan pada Jumat menunjukkan rebound dari pertumbuhan yang lemah pada Desember 2013, memprediksi bahwa 175.000 pada Januari, dengan tingkat pengangguran berada di angka 6,7 persen.
Harga minyak mentah dalam beberapa pekan terakhir juga didukung permintaan kuat bahan bakar pemanas di Amerika Serikat akibat cuaca dingin yang luar biasa.
Stok sulingan AS, yang mencakup diesel dan minyak pemanas, dalam empat pekan hingga 31 Januari 2014 turun secara berturut-turut. Di mana sulingan turun 2,4 juta barel, lebih dari perkiraan 2,0 juta barel.
Badai salju di timur laut AS telah mengganggu ribuan penerbangan dan menyebabkan kekacauan lalu lintas. Tercatat , lebih dari 600.000 orang tanpa listrik, karena angin kencang dan hujan es merobohkan pepohonan serta tiang listrik.
(dmd)