Harga elpiji 3 kg di Jabar tembus Rp30.000/tabung
A
A
A
Sindonews.com - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) terjadi di Jawa Barat (Jabar). Tidak hanya langka, harga elpiji 3 kg juga melonjak hingga menembus Rp30.000.
"Sekarang harga di lapangan dikisaran Rp20.000 sampai Rp25.000. Tapi ada yang sampai Rp30.000, itu di Cianjur bagian selatan," kata Ketua Himpunan Lembaga Konsumen Indonesia (HLKI) Jawa Barat, Firman Turmantara di Bandung, Jabar, Rabu (12/2/2014).
Menurutnya, kelangkaan elpiji 3 kg sudah terjadi sejak sebulan lalu saat elpiji 12 kg naik. Masyarakat banyak yang beralih ke elpiji 3 kg, meski harga elpiji 12 kg diturunkan.
"Kita menerima laporan kelangkaan ini hampir dari seluruh daerah di Jabar. Laporan ada yang masuk melalui telepon dan sms," ujarnya.
HLKI menilai kelangkaan elpiji 3 kg merugikan konsumen. Selain harganya mahal, barangnya juga sulit didapat. Padahal kebijakan konversi dari minyak tanah ke elpiji 3 kg adalah program pemerintah.
Atas temuan dan laporan tersebut, HLKI mendatangi Kantor Ombudsman Perwakilan Jabar di Kota Bandung. HLKI melaporkan PT Pertamina Regional III Jawa Barat, Banten, dan DKI sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kelangkaan elpiji 3 kg.
Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, Ketua DPRD Jawa Barat, Irfan Suryanagara, dan para kepala daerah juga dilaporkan. Setelah adanya pelaporan, harga elpiji 3 kg diharapkan kembali normal dan mudah didapat masyarakat. "Mohon Ombudsman memberikan teguran pada pihak-pihak terkait," pinta Firman.
Dia mengatakan, laporan serupa pernah dilakukan pada 2012. Saat itu, dua pekan setelah pelaporan, distribusi elpiji 3 kg kembali normal, termasuk harganya. Tapi setelah itu kelangkaan kembali terjad hingga tiga kali. "Ada apa ini sampai berulang kali terjadi kelangkaan," ucapnya.
Asisten Ombudsman Perwakilan Jawa Barat, Harris Ramadhan mengaku pihaknya telah menerima laporan dari HLKI. "Kita akan melakukan klarifikasi dulu," katanya.
"Sekarang harga di lapangan dikisaran Rp20.000 sampai Rp25.000. Tapi ada yang sampai Rp30.000, itu di Cianjur bagian selatan," kata Ketua Himpunan Lembaga Konsumen Indonesia (HLKI) Jawa Barat, Firman Turmantara di Bandung, Jabar, Rabu (12/2/2014).
Menurutnya, kelangkaan elpiji 3 kg sudah terjadi sejak sebulan lalu saat elpiji 12 kg naik. Masyarakat banyak yang beralih ke elpiji 3 kg, meski harga elpiji 12 kg diturunkan.
"Kita menerima laporan kelangkaan ini hampir dari seluruh daerah di Jabar. Laporan ada yang masuk melalui telepon dan sms," ujarnya.
HLKI menilai kelangkaan elpiji 3 kg merugikan konsumen. Selain harganya mahal, barangnya juga sulit didapat. Padahal kebijakan konversi dari minyak tanah ke elpiji 3 kg adalah program pemerintah.
Atas temuan dan laporan tersebut, HLKI mendatangi Kantor Ombudsman Perwakilan Jabar di Kota Bandung. HLKI melaporkan PT Pertamina Regional III Jawa Barat, Banten, dan DKI sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kelangkaan elpiji 3 kg.
Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, Ketua DPRD Jawa Barat, Irfan Suryanagara, dan para kepala daerah juga dilaporkan. Setelah adanya pelaporan, harga elpiji 3 kg diharapkan kembali normal dan mudah didapat masyarakat. "Mohon Ombudsman memberikan teguran pada pihak-pihak terkait," pinta Firman.
Dia mengatakan, laporan serupa pernah dilakukan pada 2012. Saat itu, dua pekan setelah pelaporan, distribusi elpiji 3 kg kembali normal, termasuk harganya. Tapi setelah itu kelangkaan kembali terjad hingga tiga kali. "Ada apa ini sampai berulang kali terjadi kelangkaan," ucapnya.
Asisten Ombudsman Perwakilan Jawa Barat, Harris Ramadhan mengaku pihaknya telah menerima laporan dari HLKI. "Kita akan melakukan klarifikasi dulu," katanya.
(izz)