Pendapatan Semen Indonesia 2013 tumbuh 25%

Senin, 24 Februari 2014 - 11:07 WIB
Pendapatan Semen Indonesia 2013 tumbuh 25%
Pendapatan Semen Indonesia 2013 tumbuh 25%
A A A
Sindonews.com - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) sepanjang 2013 berhasil membukukan pendapatan Rp24,5 triliun. Angka tersebut mengalami pertumbuhan 25 persen dibanding tahun sebelumnya Rp19,5 triliun.

Sementara itu, total volume penjualan mencapai 27,81 juta ton atau naik 27 persen dibanding 2012 sebanyak 21,9 juta ton.

“Volume penjualan semen domestik tercatat 25,4 juta ton atau meningkat 13,2 persen. Angka itu jauh melampui kinerja industri dalam negeri yang tumbuh sebesar 5,5 persen,” kata Direktur Utama SMGR Dwi Soetjipto di Jakarta, Senin (24/2/2014).

Dengan capaian ini, pangsa pasar perseroan meningkat menjadi 44 persen dibanding 2012 sebesar 41 persen. Dia menjelaskan, meningkatnya pangsa pasar sekaligus memperkokoh posisi perseroan sebagai market leader di industri semen nasional.

Perseroan juga berhasil membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp5,37 triliun pada 2013, atau meningkat 10,8 persen dibanding periode 2012 senilai Rp4,84 triliun. Sedangkan laba bersih per saham dasar meningkat dari Rp817 menjadi Rp905.

Dwi menuturkan, pada 2013 terdapat sejumlah fase penting yang sangat mempengaruhi perjalanan perseroan, diantaranya pembentukan strategic holding PT Semen Indonesia (Persero) Tbk bagi empat anak usaha, seperti PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, PT Semen Gresik, dan Thang Long Cement Vietnam.

Kemudian mulainya operasi komersial Pabrik Semen Tonasa V, mematangkan ekspansi melalui pembangunan pabrik baru Indarung VI di Padang, serta merintis pendirian pabrik baru di Rembang Jawa Tengah yang masing-masing berkapasitas 3 juta ton semen per tahun.

Dwi mengungkapkan, EBITDA SMGR juga naik 17,9 persen mencapai Rp8,1 triliun. Sedangkan EBITDA margin dapat dipertahankan di kisaran 33 persen dan net margin sebesar 22 persen.

“Hal ini menunjukkan konsistensi perseroan dalam menciptakan profitabilitas yang optimal di tengah semakin ketatnya kompetisi dan kenaikan beban usaha,” papar dia.

Dwi mengatakan, kinerja persreoan pada tahun lalu dibayangi meningkatnya beban operasional usaha yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM industri dan tarif dasar listrik. Meski demikian, pihaknya berupaya menghindari kenaikan harga jual dengan menggelorakan inovasi yang hasil akhirnya membuahkan efisiensi.

Dia menuturkan, peningkatan pada beban biaya juga disebabkan oleh bertambahnya aset tetap Pabrik Semen Tonasa V dan beberapa packing plant yang mulai beroperasi pada 2013, antara lain packing plant Sorong yang sekaligus juga meningkatkan beban depresiasi.

Namun demikian, langkah perseroan membangun beberapa packing plant di lokasi strategis juga telah berkontribusi pada penurunan biaya pengemasan (packaging cost) dari Rp33.078 per ton semen menjadi Rp29.420 per ton semen.

“Hal ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk memberikan harga produk yang kompetitif dan jaminan ketersediaan pasokan,” ujarnya.

Saat ini perseroan mempunyai 22 packing plant yang terbentang dari Aceh hingga Papua dan ditunjang oleh 11 pelabuhan khusus (special seaport) milik sendiri serta 365 jaringan distributor utama di seluruh Indonesia. Pada tahun 2014, kata Dwi, Semen Indonesia akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 31,8 juta ton atau meningkat 1,8 juta ton dari tahun sebelumnya.

“Dan kami menargetkan mencapai 40 juta ton di tahun 2017 melalui pembangunan sejumlah pabrik baru,” ujar Dwi.

Di samping itu, pada kuartal I/2014 ini pihaknya berencana memulai pembangunan dua pabrik di wilayah Rembang, Jawa Tengah dan Padang, Sumatra Barat. Pembangunan kedua pabrik semen tersebut diperkirakan menelan dana sekitar Rp7,5 triliun.

SMGR juga tengah menjajaki untuk mengakuisisi perusahaan semen di kawasan ASEAN. Menurutnya, perseroan berhasil mengakuisisi perusahaan semen asal Vietnam, Thang Long Cement (TLCC) yang memiliki kapasitas produksi 2,3 juta ton.

“TLCC ini menjadi andalan perseroan untuk menguasai pasar luar negeri,” ujar Dwi.‬

Pada kuartal II atau kuartal III tahun ini, pihaknya menargetkan masuk ke pasar semen Myanmar. Namun Dwi menuturkan, perseroan masih harus menyeleksi calon local partner sekaligus membicarakan berbagai hal yang harus disetujui dalam pembentukan perusahaan joint venture.‬
SMGR telah menyiapkan investasi USD100-200 juta untuk perusahaan joint venture tersebut.‬
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8446 seconds (0.1#10.140)