Indonesia masih kesampingkan sektor asuransi
A
A
A
Sindonews.com - Chairman Services Committee American Chamber of Commerce, Peter Mayer mengatakan, masyarakat di Indonesia masih mengesampingkan asuransi. Bahkan merasa hal itu bukan menjadi sesuatu yang penting.
"Bisnis ini penting tapi tidak dihiraukan di Indonesia. Banyak Indonesia yang berpikir ini belum penting. Di Bank Dunia juga tidak memasukkan asuransi sebagai bagian yang penting. Karena perbankan tidak akan eksis tanpa perlindungan asuransi," ujar dia di Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Menurutnya, secara histori negara kolonial Inggris sudah terbukti meskipun dijajah tapi meninggalkan warisan asuransi. Tetapi di Indonesia tidak demikian, tidak ada peninggalan asuransi dari kolonial.
"Sektor asuransi di Indonesia belum banyak, padahal sektor perbankan telah banyak melakukan perubahan. Saat ini sektor perbankan sudah cukup bagus, tapi asuransi belum setingkat dengan perbankan," terang dia.
Senada dengan Peter, Director World Development Report, Norman Loayza mengatakan, masyarakat Indonesia masih minim memperoleh jaminan asuransi kesehatan maupun sosial dari pemerintah. Tercatat hanya kurang dari 1 persen masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi.
"Di Indonesia, kurang dari 1 persen yang punya asuransi. Padahal itu penting ketika ada gangguan. Apabila kita punya crisis management bisa mengatasi ini," pungkas dia.
"Bisnis ini penting tapi tidak dihiraukan di Indonesia. Banyak Indonesia yang berpikir ini belum penting. Di Bank Dunia juga tidak memasukkan asuransi sebagai bagian yang penting. Karena perbankan tidak akan eksis tanpa perlindungan asuransi," ujar dia di Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Menurutnya, secara histori negara kolonial Inggris sudah terbukti meskipun dijajah tapi meninggalkan warisan asuransi. Tetapi di Indonesia tidak demikian, tidak ada peninggalan asuransi dari kolonial.
"Sektor asuransi di Indonesia belum banyak, padahal sektor perbankan telah banyak melakukan perubahan. Saat ini sektor perbankan sudah cukup bagus, tapi asuransi belum setingkat dengan perbankan," terang dia.
Senada dengan Peter, Director World Development Report, Norman Loayza mengatakan, masyarakat Indonesia masih minim memperoleh jaminan asuransi kesehatan maupun sosial dari pemerintah. Tercatat hanya kurang dari 1 persen masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi.
"Di Indonesia, kurang dari 1 persen yang punya asuransi. Padahal itu penting ketika ada gangguan. Apabila kita punya crisis management bisa mengatasi ini," pungkas dia.
(izz)